Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam muncul di tengah-tengah warga Gaza. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 27 January 2025 07:48
Gaza: Setelah dijanjikan 'kemenangan total' oleh Benjamin Netanyahu, rekaman kelompok pejuang Palestina yang berparade di jalan-jalan Gaza memicu kemarahan. Saat tawanan Israel dibebaskan dari tahanan Hamas di Gaza, Israel menyaksikan setiap momen dengan penuh harap.
Kelompok perlawanan Palestina Hamas menyerahkan empat tentara wanita Israel pada Sabtu 25 Januari 2025 berdasarkan perjanjian gencatan senjata Gaza dan pertukaran tahanan dengan Israel.
Ribuan warga Palestina berkumpul di Palestine Square untuk menyaksikan upacara serah terima empat tentara Israel, termasuk puluhan pejuang dari sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam.
Keempat warga Israel, yang namanya diajukan oleh Hamas pada Jumat, adalah Liri Albag, 19 tahun, Daniella Gilboa, 20 tahun, Karina Ariev, 20 tahun, dan Naama Levy, 20 tahun.
Prajurit wanita Israel yang dibebaskan oleh Hamas. Foto: Anadolu
Mereka adalah anggota unit pengawasan tentara Israel di pangkalan Nahal Oz. Selama proses serah terima, perwakilan ICRC dibawa ke panggung untuk menandatangani dokumen sebelum pembebasan keempat tentara tersebut.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari, pada bagiannya, menyebut upacara serah terima empat tentara wanita itu "sinis."
Pemandangan itu, disertai dengan rekaman pejuang Hamas yang berparade di jalan-jalan di seluruh Gaza di atas truk putih bersih, mengejutkan publik Israel, menebarkan kemarahan serta keraguan atas efektivitas perang selama 15 bulan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, bagaimanapun, telah berjanji untuk membasmi Hamas dari Gaza.
"Wajah kemenangan total," tulis Amichai Eliyahu, mantan menteri dari partai sayap kanan Jewish Power, di samping video yang diunggahnya di X yang berisi perayaan bagi para pejuang Hamas.
Israel Frey, seorang jurnalis independen Israel, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa "ada keterkejutan di antara masyarakat Israel", menyusul gambar-gambar Hamas di Kota Gaza.
"Setelah satu tahun empat bulan, di mana mata masyarakat dibanjiri informasi dan narasi tak berdasar tentang kisah-kisah kemenangan total dan balas dendam, masyarakat Israel melihat dari Gaza gambar-gambar Toyota, anggota Hamas bersenjata, dan Gaza yang bangkit dari reruntuhan," kata Frey, seperti dikutip dari Middle East Eyes, Senin 27 Januari 2025.
“Perspektif Israel terhadap warga Palestina dari politisi Palestina hingga anak-anak muda di Gaza adalah melalui delegitimasi dan dehumanisasi,” sebut Frey.
Hal ini dianut oleh "seluruh masyarakat", katanya, dari pemuda pemukim sayap kanan hingga kaum liberal urban.
"Semuanya dikerahkan untuk mempersempit perspektif orang Israel dan dunia agar melihat orang Palestina hanya sebagai ISIS, sebagai Nazi dan submanusia," imbuh Frey.
Amal Oraby, seorang pengacara dan aktivis hak asasi manusia Palestina, mengatakan gambar-gambar pejuang Hamas yang dikelilingi oleh warga sipil digunakan untuk memperkuat narasi tentang orang Palestina ini.
"Media Israel memanfaatkan kesempatan ini untuk mengulang pesan bahwa tidak ada orang tak berdosa di Gaza. Mereka melihatnya sebagai kesempatan lain untuk menghasut secara liar terhadap masyarakat Gaza," katanya kepada MEE.
"Di mata masyarakat Israel dan media, warga Gaza tidak pantas untuk bahagia, mereka tidak pantas mendapatkan momen normalitas setelah 14 bulan perang."