Menteri Jepang Mengundurkan Diri Setelah Blak-Blakan Bilang Selalu Dapat Beras Gratis

Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang Taku Eto berbicara kepada pers di Kantor Perdana Menteri di Tokyo, Jepang. (EFE/EPA/JIJI PRESS JAPAN OUT)

Menteri Jepang Mengundurkan Diri Setelah Blak-Blakan Bilang Selalu Dapat Beras Gratis

Riza Aslam Khaeron • 21 May 2025 14:33

Tokyo: Menteri Pertanian Jepang, Taku Eto, resmi mengundurkan diri pada Rabu, 21 Mei 2025, setelah pernyataannya tentang selalu mendapat beras secara cuma-cuma dari para pendukung memicu kemarahan publik.

"Baru saja saya mengajukan pengunduran diri kepada Perdana Menteri Ishiba," ucap Eto saat memberikan keterangan di kantor perdana menteri, melansir The Guardian.

Pernyataan Eto itu dilontarkan saat acara penggalangan dana akhir pekan lalu, di mana ia mengaku tidak pernah membeli beras karena selalu mendapatkannya secara cuma-cuma.

"Saya tidak pernah membeli beras sendiri karena para pendukung saya menyumbangkannya, saking banyaknya sampai saya bahkan bisa jual kembali," ujar Eto, Tokyo, Sabtu, 17 Mei 2025, dikutip dari The Guardian.

Komentar tersebut segera memicu kemarahan luas, terlebih karena harga beras di Jepang hampir dua kali lipat dari tahun lalu akibat krisis biaya hidup dan pasokan pangan.

Menurut data pada April, harga rata-rata beras di supermarket mencapai rekor ¥4.268 untuk 5 kilogram, naik dari ¥4.214 pada pekan sebelumnya, dan hampir dua kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Di tengah lonjakan harga dan kekhawatiran publik, Eto sempat menunjukkan simpati terhadap konsumen, terutama setelah pemerintah merilis 300.000 ton beras dari stok darurat pada awal tahun demi menurunkan harga. Namun komentarnya soal menerima beras gratis justru bertolak belakang dengan krisis yang dirasakan rakyat.

"Saya bertanya kepada diri sendiri apakah pantas bagi saya untuk tetap memimpin kementerian pertanian di saat kritis seperti ini, dan saya menyimpulkan bahwa tidak," kata Eto, mengutip pernyataannya dalam laporan Kyodo.
 

Baca Juga:
5 Fakta Pemanggilan Skuad Timnas Indonesia Jelang Lawan Tiongkok dan Jepang

Dalam upaya meredakan kemarahan publik, Perdana Menteri Shigeru Ishiba menerima pengunduran diri Eto dan menunjuk mantan menteri lingkungan hidup Shinjir? Koizumi sebagai pengganti. Ishiba sendiri sebelumnya telah meminta maaf atas komentar Eto yang dianggap mempermalukan kabinet.

Pernyataan Eto juga memicu reaksi dari oposisi termasuk dari Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Konstitusional, Junya Ogawa .

"(Komentar Eto) sangat tidak pantas, tidak peka, dan tak dapat ditoleransi," ujar Ogawa, mengutip The Guardian.

Situasi ini makin memperburuk posisi politik Ishiba menjelang pemilu majelis tinggi pada Juli. Dalam survei Kyodo baru-baru ini, 87% responden menyatakan tidak puas dengan penanganan harga beras oleh pemerintah, dan tingkat kepuasan terhadap kabinet Ishiba berada pada titik terendah sejak menjabat Oktober lalu.

Eto sendiri mengakui bahwa ucapannya bahkan membuat istrinya marah. "Ia bilang bahwa dia tetap membeli beras kalau beras sumbangan sudah habis. Keluarga kami tidak sepenuhnya hidup dari beras yang diberikan," ujarnya, dikutip The Guardian.

The Guardian juga melaporkan bahwa Jepang terpaksa mengimpor beras dari Korea Selatan untuk pertama kalinya dalam seperempat abad terakhir demi meredam kemarahan konsumen.

Krisis beras ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk panen buruk akibat gelombang panas tahun 2023 dan pembelian panik setelah peringatan "mega-gempa" tahun 2024. Distributor juga diduga menimbun pasokan untuk mengantisipasi kekurangan lanjutan.

Kontroversi ini bisa menjadi pukulan besar bagi Partai Demokrat Liberal (LDP) dan Ishiba yang akan menghadapi ujian berat dalam pemilu mendatang. Eto, yang sebelumnya dianggap sebagai salah satu loyalis utama Ishiba, kini justru menjadi simbol kegagalan kabinet dalam membaca sensitivitas publik terhadap krisis ekonomi yang tengah berlangsung.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)