Ilustrasi ternak sapi di pasar hewan. Metrotvnews.com/ Ahmad Mustaqim
Yogyakarta: Peternak di Kabupaten Kulon Progo membatasi masuknya ternak dari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Langkah itu untuk mengantisipasi penyakit hewan (zoonosis), misalnya antraks dan penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Pembatasan ternak dari Gunungkidul sudah sejak awal tahun," kata seorang peternak di Kulon Progo, Eko Purnomo, Senin, 19 Mei 2025.
Eko menjelaskan langkah pembatasan itu memang atas dasar mengantisipasi potensi penyakit hewan. Pasalnya, kasus antraks beberapa pekan lalu muncul di Gunungkidul dan belum selesai penanganannya.
Meski demikian Eko mengaku sejauh ini masih mengutamakan hasil peternak lokal dalam melayani konsumen pemesan hewan kurban untuk iduladha. Beberapa jenis sapi dari peternak lokal yang Eko terima di antaranya simental, limosin, dan pegon.
"Sapi dari peternak lokal ya sekitar Yogya sini, termasuk ada dari Wonogiri (Jawa Tengah) juga," kata peternak dari Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo ini.
Eko mengatakan tren pesanan ternak kurban mulai alami peningkatan sejak bulan ini. Ia sudah menerima pesanan tak kurang dari 100 ekor ternak untuk kurban.
Ia mengatakan harga-harga sapi untuk kurban di tempatnya sekitar Rp22 juta hingga Rp27 juta. Ia mengaku mendapat sebanyak 70 ekor ternak titipan untuk dijual dari para peternak di sekitar Kulon Progo.
"Dari 70 ternak (titipan) itu masih ada 20 ekor yang belum ada pembelinya," kata lelaki 49 itu.
Peternak sapi di Sembada Mulyo Farm, Panjatan, Kulon Progo, Rois Rohana mengungkapkan sudah menjual lebih dari 400 ekor sapi mendekati iduladha 2025. Menurut dia, harga per ekor sapi di tempatnya sekitar Rp16 juta hingga Rp32 juta.
"Pembeli biasanya tak punya kandang jadi masih dititipkan. Nanti akan dikirimkan ke lokasi saat iduladha, gratis selama di DIY," jelasnya.