Strok Kini Mulai Menyerang Usia Produktif, Kenali Penyebabnya

Ilustrasi stroke. Foto: Unsplash.com

Strok Kini Mulai Menyerang Usia Produktif, Kenali Penyebabnya

Despian Nurhidayat • 23 October 2025 08:22

Jakarta: Strok kini tidak lagi identik dengan orang tua. Sebab, terdapat pola pergeseran epidemiologi strok ke arah usia produktif, bahkan dapat menyerang anak dan remaja. 

Dikutip dari Media Indonesia, satu dekade terakhir, terdapat peningkatan jumlah kasus strok usia muda sebesar 67 persen selama satu dekade terakhir.  Strok di usia muda memiliki dampak yang luas baik secara ekonomi maupun  sosial.

Strok membutuhkan perawatan medis lebih lama dan berbiaya besar. Data dari BPJS Kesehatan pada 2018 menunjukkan, strok menghabiskan dana sebesar Rp2,56 triliun.

Dilansir dari laman Rumah Sakit Universitas Indonesia, faktor risiko terjadinya strok antara lain hipertensi, peningkatan kadar gula darah, peningkatan kadar kolesterol, dan obesitas.  

Di usia produktif, faktor risiko strok lebih sering disebabkan karena gaya hidup yang kurang baik. Seperti pola makan yang tidak teratur, asupan gizi yang tidak seimbang, merokok, konsumsi alkohol, kurang bergerak secara aktif serta jarang berolahraga.

Baca juga: 

Hipertensi Jadi Penyakit Terbanyak di Tangsel, Cek Kesehatan Gratis Diserbu Warga


Namun strok di usia muda memiliki beberapa faktor risiko yang berbeda dengan usia tua, yaitu:

Kelainan Pembekuan Darah 

Beberapa penyakit yang menyebabkan  gangguan pembekuan darah seperti, sindrom antifosfolipid, anemia sel sabit, lupus, kanker dan lain sebagainya yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan  pembuluh darah.

Kelainan Jantung

Adanya kelainan jantung seperti gangguan irama jantung, infeksi  jantung, serta adanya kebocoran katup jantung (patent foramen ovale) akan meningkatkan risiko terjadinya strok sumbatan.

Kelainan Pembuluh Darah

Kelainan pembuluh darah seperti pelebaran pembuluh darah (aneurisma) dan malformasi arteri vena merupakan penyebab tersering  terjadinya strok pendarahan di usia muda.

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Migrain

Sebanyak sepertiga penderita stroke memiliki riwayat sakit kepala tipe migrain. Adanya migrain, terutama yang disertai dengan gejala penyerta seperti melihat kilatan cahaya, gangguan penglihatan, kesemutan dan kelemahan anggota gerak dapat meningkatkan  risiko terjadinya strok sumbatan.

Hamil, Masa Nifas, dan Penggunaan Obat Kontrasepsi Hormonal

Kehamilan dan masa nifas dapat meningkatkan risiko terjadinya strok sumbatan terutama mulai dari trimester ketiga hingga 6 minggu pasca persalinan. Penggunaan kontrasepsi hormonal juga meningkatkan risiko terjadinya strok sumbatan.

Penggunaan Obat-obatan Terlarang

Penggunaan obat-obatan terlarang seperti ganja, opioid dan kokain meningkatkan risiko terjadinya strok, baik akibat langsung dari obat-obatan tersebut maupun akibat jalur penggunaan obat yang disuntikkan melalui pembuluh darah vena atau inhalasi.

Genetik

Beberapa kelainan genetik seperti penyakit Fabry, gangguan mitokondria (MELAS), cerebral small vessel disease (CADASIL), dan sindrom Marfan berisiko terjadinya terjadinya strok sumbatan.

Mencegah serangan strok terutama di usia muda penting dilakukan agar tidak menyesal di kemudian hari. Beberapa  faktor risiko terjadinya strok dapat dimodifikasi dengan cara menjalankan pola hidup sehat seperti mengatur pola makan, olahraga secara rutin, membatasi konsumsi alkohol, dan berhenti merokok. 

Selain itu, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Sehingga, upaya pencegahan dapat dilakukan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggi Tondi)