Kejagung Investigasi Pihak yang Beri Tom Lembong Laptop

Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar. Foto: Metrotvnews.com/Candra Yuri Nuralam.

Kejagung Investigasi Pihak yang Beri Tom Lembong Laptop

Tri Subarkah • 3 June 2025 23:48

Jakarta: Kejaksaan Agung (Kejagung) sedang menginvestigasi pihak yang membawa masuk laptop serta tablet ke dalam kamar rumah tahanan (rutan) Tom Lembong. Tom merupakan mantan Menteri Perdagangan yang saat ini berstatus terdakwa dalam kasus dugaan korupsi importasi gula di Kementerian Perdagangan.

"Kita sekarang investigasi siapa yang memasukkan alat-alat komunikasi dan alat elektronik itu sampai bisa di kamar yang bersangkutan," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Harli Siregar di Kompleks Kejagung, Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025.

Harli menyebut alat elektronik dan komunikasi dilarang dibawa masuk ke dalam rutan oleh seorang terdakwa. Sebelumnya, Tom menggunakan laptop Macbook dan tablet Ipad Tom saat menyusun nota pembelaan atau peidoi di dalam rutan. 

Namun, laptop dan tabletnya itu belakangan disita. Akibatnya, Tom menulis pleidoi tersebut secara manual dengan tangannya sendiri. Menurut Harli, banyak terdakwa yang menulis pleidoi secara manual.

"Banyak pleidoi yang ditulis dengan tulisan tangan oleh para terdakwa, itu yang pertama. Kedua, memang dilarang alat elektronik dan alat komunikasi dibawa ke ruang tahanan, ke kamar tahanan," terangnya.
 

Baca juga: Kejagung Respons Tom Lembong Mengeluh Tulis Pleidoi pakai Kertas

Ia menjelaskan alat elektronik yang biasanya ada di rutan adalah televisi. Namun, televisi diletakkan di luar kamar rutan terdakwa. Baginya, regulasi harus ditegakkan oleh penegak hukum tanpa menimbulkan diskriminasi.

"Jadi kita menegakkan itu. Ketika aturannya menyatakan itu dilarang, ya dilarang," tegas Harli. 

Tom berdalih bahwa laptop dan tablet itu dimanfaatkan untuk menulis pleidoi yang tebalnya bakal berpuluh-puluh halaman. Ia mengaku bingung dengan larangan barang elektronik untuk dimasukkan ke dalam ruang rutan.

Ia menyebut menulis pleidoi secara manual menggunakan kertas dan pulpen. Tom mengaku menerima kiriman kertas dalam jumlah banyak.

"Saya dapat kiriman kertas bertumpuk-tumpuk dan ballpoint karena  untuk sementara ini, ya, semuanya tulis tangan," kata Tom.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)