#OnThisDay 13 Agustus: Berita Kekalahan Jepang di PD II Tersebar ke Tanah air, Semangat Api Kemerdekaan Membara

Pembacaan naskah Proklamasi oleh Presiden Soekarno. (perpustakaan nasional)

#OnThisDay 13 Agustus: Berita Kekalahan Jepang di PD II Tersebar ke Tanah air, Semangat Api Kemerdekaan Membara

Whisnu Mardiansyah • 13 August 2025 07:01

Jakarta: Pada 13 Agustus 1945 menjadi momen penting dalam perjalanan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada pagi 13 Agustus, gelombang informasi rahasia mulai menyebar di kalangan elit pergerakan Indonesia.

Berita tentang kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, yang sebenarnya baru resmi diumumkan Kaisar Hirohito pada 15 Agustus, telah sampai lebih dulu ke Indonesia melalui saluran radio yang berhasil disadap oleh para pemuda.

Kelompok pemuda seperti Sukarni dan Chaerul Saleh berhasil menangkap siaran radio BBC dan Voice of America di markas rahasia di Menteng 31 yang menyatakan Jepang telah menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Sementara Sutan Sjahrir mendapatkan konfirmasi dari Laksamana Maeda melalui jaringan Angkatan Laut Jepang (Kaigun) yang simpatik terhadap perjuangan kemerdekaan. Secara terpisah, Mohammad Hatta menerima laporan melalui jaringan diplomatik di Swiss dan Swedia.

Penyebaran informasi penting ini memicu reaksi berantai yang sangat menentukan arah kemerdekaan Bangsa Indonesia. Kelompok pemuda segera mengadakan rapat darurat di Laboratorium Bakteriologi Pegangsaan Timur pada siang 13 Agustus pukul 11.00 WIB. Mereka mendesak dilakukannya proklamasi kemerdekaan secepatnya tanpa menunggu persiapan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
 

Baca: Garuda Pancasila: Dari Warisan Mitologi ke Lambang Jiwa Bangsa

Sementara itu, kelompok tua seperti Soekarno dan Hatta yang lebih berhati-hati mengadakan pertemuan tertutup di kediaman Soekarno untuk memverifikasi kebenaran berita ini. Ketegangan antara kelompok muda yang revolusioner dan kelompok tua yang lebih diplomatis mulai memuncak, dengan para pemuda mengancam akan mengambil alih kepemimpinan jika proklamasi tidak segera dilaksanakan.

Peristiwa 13 Agustus ini menjadi penting karena menciptakan kesadaran tentang adanya "vacuum of power" - atau kekosongan kekuasaan di masa kritis di mana kekuasaan Jepang sudah runtuh namun Sekutu belum mengambil alih.

Jaringan pemuda segera mengonsolidasikan kekuatan, mempersiapkan pengambilalihan instalasi vital dari tangan Jepang, dan menyusun strategi komunikasi untuk menyebarkan berita proklamasi kelak. Di sisi lain, tentara Jepang di Indonesia yang mengetahui kekalahan mereka berusaha menyembunyikan informasi.

Catatan harian BM Diah dan memoar Hatta menunjukkan bahwa meskipun ada keraguan awal, pada malam hari 13 Agustus para tokoh pergerakan sudah yakin tentang kekalahan Jepang.

Keyakinan inilah yang kemudian memicu pertemuan-pertemuan rahasia pada 14-15 Agustus, insiden Rengasdengklok pada 16 Agustus, dan akhirnya Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Tanpa penyebaran informasi krusial pada 13 Agustus ini, sejarah kemerdekaan Indonesia mungkin akan berbeda cerita.

*Pengerjaan artikel berita ini melibatkan peran kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan kontrol penuh tim redaksi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)