Jakarta: Garuda Pancasila bukan sekadar simbol di atas kertas, tapi cerminan kekuatan, persatuan, dan nilai utama bangsa Indonesia. Sosok Garuda berasal dari mitologi Hindu sebagai burung sakti yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu.
Garuda merupakan lambing kekuatan, keberanian, serta keluhuran budi. Nilai ini sejalan dengan karakter bangsa yang ingin dijunjung. Representasi Garuda bahkan dapat ditemukan pada candi-candi kuno di Nusantara, menandakan bahwa sosok ini telah lama menjadi bagian dari warisan budaya.
Sejarah Lahirnya Lambang Garuda Pancasila
Pada 10 Januari 1950, pemerintah membentuk Panitia Lambang Negara yang dipimpin oleh Mohammad Yamin. Panitia ini beranggotakan tokoh penting seperti Sultan Hamid II dan Ki Hajar Dewantara. Setelah melalui proses perumusan yang panjang, rancangan Sultan Hamid II dipilih karena dianggap paling mencerminkan pandangan hidup bangsa serta dasar negara yang baru berdiri.
Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat mengesahkan rancangan tersebut pada 11 Februari 1950. Beberapa hari kemudian, tepatnya pada 15 Februari 1950, Presiden Soekarno memperkenalkan versi final Garuda Pancasila kepada publik.
Filosofi Visual Penuh Makna
Dikutip dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), setiap bagian dari Garuda Pancasila mengandung pesan yang mendalam. Jumlah bulu pada tubuh Garuda mencerminkan tanggal kemerdekaan Republik Indonesia, yaitu 17 helai pada setiap sayap, 8 helai pada ekor, 19 helai di pangkal ekor, dan 45 helai di leher.
Warna emas yang mendominasi melambangkan kebesaran, kemegahan, dan keluhuran. Di dada Garuda terdapat perisai berbentuk jantung sebagai lambang ideologi Pancasila sekaligus simbol perjuangan dan perlindungan. Garis horizontal pada perisai melambangkan garis khatulistiwa, penanda posisi geografis Indonesia di tengah dunia.
Makna Lima Sila dalam Perisai
Perisai Garuda terbagi menjadi lima bidang yang masing-masing melambangkan satu sila Pancasila.
- Bintang melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa, simbol cahaya dan petunjuk.
- Rantai melambangkan Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menggambarkan hubungan erat antar manusia.
- Pohon Beringin melambangkan Persatuan Indonesia, dengan akar dan cabang yang kuat sebagai simbol kesatuan yang kokoh.
- Kepala Banteng melambangkan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, menggambarkan tradisi musyawarah.
- Padi dan Kapas melambangkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, artinya kesejahteraan dalam sandang dan pangan.
Semboyan yang Mempererat Bangsa
Garuda mencengkeram pita berwarna putih bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika” yang diambil dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. Semboyan ini bermakna “Berbeda-beda tetapi tetap satu jua”, menegaskan bahwa keberagaman budaya, bahasa, dan agama adalah
kekuatan yang mempersatukan bangsa.
Garuda Pancasila adalah simbol
sejarah dan filosofi bangsa yang mengingatkan pada perjuangan kemerdekaan, menjaga persatuan, berpegang pada dasar negara, dan bermakna sepanjang masa.
Jangan lupa saksikan
MTVN Lens lainnya hanya di
Metrotvnews.com
(Keysa Qanita Fahira A)