Longsor dan Banjir akibat Hujan Ekstrem di Pakistan Tewaskan Hampir 200 Orang

Banjir akibat hujan deras melanda sejumlah wilayah di Pakistan. (Anadolu Agency)

Longsor dan Banjir akibat Hujan Ekstrem di Pakistan Tewaskan Hampir 200 Orang

Willy Haryono • 16 August 2025 12:55

Islamabad: Tanah longsor dan banjir bandang akibat hujan monsun ekstrem melanda Pakistan utara, menewaskan sedikitnya 199 orang hanya dalam 24 jam terakhir, demikian disampaikan pejabat nasional dan lokal pada Jumat, 15 Agustus.

Dari total korban, 180 orang dilaporkan tewas di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Seorang warga bahkan menggambarkan bencana ini seperti “hari kiamat.”

Sembilan orang lainnya tewas di Kashmir yang dikelola Pakistan, serta lima korban di wilayah Gilgit-Baltistan, menurut Otoritas Nasional Penanggulangan Bencana (NDMA) dan dikutip The Japan Times, Sabtu, 16 Agustus 2025.

Sebagian besar korban meninggal akibat terjangan banjir bandang dan tertimpa rumah yang ambruk, termasuk 19 perempuan dan 17 anak-anak. Sedikitnya 28 orang lainnya mengalami luka-luka.

Sementara itu, lima orang, termasuk dua pilot, tewas ketika helikopter milik pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa jatuh karena cuaca buruk saat menjalankan misi bantuan.

Pemerintah provinsi telah menetapkan distrik-distrik pegunungan yang parah terdampak, seperti Buner, Bajaur, Mansehra, dan Battagram, sebagai wilayah bencana. Di Distrik Bajaur, yang berbatasan dengan Afghanistan, warga berkumpul menyaksikan ekskavator menggali tanah longsor, sementara doa pemakaman digelar di lapangan terdekat.

“Saya mendengar suara keras seperti gunung runtuh. Seluruh daerah bergetar, seperti akhir dunia,” kata Azizullah, warga Buner yang selamat.

“Tanah bergetar akibat derasnya air, rasanya maut ada di depan mata,” lanjut dia.

Departemen meteorologi Pakistan telah mengeluarkan peringatan hujan deras untuk wilayah barat laut, mendesak warga menjauhi area rawan. Di sisi lain perbatasan, di Kashmir yang dikelola India, banjir bandang juga menghantam sebuah desa Himalaya pada Jumat, menewaskan sedikitnya 60 orang.

Hujan monsun yang membawa tiga perempat pasokan air tahunan Asia Selatan penting bagi pertanian dan ketahanan pangan, tetapi juga kerap mendatangkan bencana.

Menurut NDMA, musim monsun tahun ini dimulai lebih awal dan diperkirakan berakhir lebih lambat, dengan intensitas hujan diprediksi semakin parah dalam 15 hari ke depan.

Pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa menetapkan Sabtu sebagai hari berkabung, dengan bendera nasional dikibarkan setengah tiang dan para korban dimakamkan dengan penghormatan negara.

Pakistan, salah satu negara paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, terus dihantam cuaca ekstrem dengan frekuensi yang meningkat. Sejak awal musim panas ini, hujan monsun yang digambarkan otoritas sebagai “tidak biasa” telah menewaskan lebih dari 500 orang, termasuk 159 anak-anak.

Pada 2022 lalu, banjir monsun menenggelamkan sepertiga wilayah Pakistan dan menewaskan sekitar 1.700 orang.

Baca juga:  Longsor di Pakistan Tewaskan Tujuh Pekerja yang Sedang Perbaiki Saluran Air

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)