Kapal penjaga pantai Tiongkok. (ABS-CBN)
Willy Haryono • 16 November 2025 12:13
Beijing: Formasi kapal Penjaga Pantai Tiongkok melintas di perairan Kepulauan Senkaku pada Minggu, 16 November 2025, dalam apa yang disebut sebagai “patroli penegakan hak," menurut pernyataan China Coast Guard, di tengah meningkatnya ketegangan Beijing–Tokyo menyusul komentar Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengenai Taiwan.
Ketegangan diplomatik antara kedua negara meningkat sejak Takaichi pada 7 November mengatakan di hadapan parlemen bahwa potensi serangan Tiongkok terhadap Taiwan dapat memicu respons militer dari Jepang.
Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari Beijing, yang menegaskan bahwa mereka berharap Takaichi menarik kembali ucapannya.
Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan tidak menutup kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mengambil alih pulau tersebut, yang berjarak hanya 110 km dari wilayah Jepang. Pemerintah Taiwan menolak klaim kedaulatan Beijing.
“Formasi kapal 1307 Penjaga Pantai Tiongkok melakukan patroli di dalam perairan teritorial Kepulauan Diaoyu. Ini merupakan operasi patroli yang sah untuk menegakkan hak dan kepentingan Tiongkok,” demikian pernyataan itu, dikutip dari The Straits Times.
Tiongkok dan Jepang berulang kali berhadapan di sekitar kepulauan yang dikelola Jepang tersebut, yang disebut Beijing sebagai Diaoyu dan Tokyo sebagai Senkaku.
Kedutaan Besar Jepang di Beijing belum memberikan komentar saat dimintai tanggapan.
Jepang menghadapi tekanan yang meningkat dari Tiongkok sejak pernyataan Takaichi, termasuk komentar Konsul Jenderal Tiongkok di Osaka yang mengatakan bahwa “kepala kotor yang menyembul harus dipotong," sehingga memicu protes resmi dari Tokyo.
Beijing kemudian memanggil duta besar Jepang untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun, dan Kementerian Pertahanan Tiongkok menyatakan bahwa intervensi Jepang dalam konflik apa pun akan “pasti gagal”.
Pada 14 November, Tiongkok mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke Jepang, mendorong Tokyo meminta Beijing mengambil “langkah yang tepat”, tanpa merinci maksudnya.
Tiga maskapai Tiongkok pada 15 November menyatakan tiket ke Jepang dapat dikembalikan atau diubah secara gratis.
Di Taiwan, kementerian pertahanan pada pagi 16 November melaporkan terdeteksinya 30 pesawat militer Tiongkok dan tujuh kapal angkatan laut di sekitar pulau itu dalam 24 jam terakhir.
Pada malam 15 November, kementerian mengatakan Tiongkok kembali melakukan “patroli tempur gabungan” untuk “mengganggu wilayah udara dan laut kami”. Taiwan mengerahkan pesawat dan kapal untuk memantau situasi.
Taipei melaporkan patroli semacam itu beberapa kali dalam sebulan sebagai bagian dari apa yang disebut sebagai kampanye tekanan militer berkelanjutan oleh Tiongkok. Pemerintah Taiwan menegaskan bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat menentukan masa depan pulau tersebut.
Secara historis, para pemimpin Jepang berhati-hati untuk tidak menyebut Taiwan secara eksplisit ketika membahas skenario keamanan regional, menjaga “ambiguitas strategis” yang juga dianut sekutu utamanya, Amerika Serikat.
Baca juga: Tiongkok Imbau Warganya Tidak Bepergian ke Jepang, Ada Apa?