Kemenperin Beberkan 6 Sektor Industri Dibanjiri Produk Impor

Ilustrasi produk impor dari Tiongkok. Foto: Unsplash.

Kemenperin Beberkan 6 Sektor Industri Dibanjiri Produk Impor

Husen Miftahudin • 11 November 2025 16:30

Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebutkan saat ini terdapat enam sektor industri yang dibanjiri produk impor jadi yaitu tekstil, baja, elektronik, kosmetik, keramik, dan alas kaki.
 
??Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif menyatakan masifnya produk impor mengganggu kinerja enam sektor tersebut, serta membuat utilisasi dan produksi industri terkait menjadi tidak maksimal.
 
?"Itu membuat industri di dalam negeri mau produksi banyak berpikir terlebih dahulu. Akhirnya menahan. Harusnya bisa produksi 100, produksi 60 dulu. Takutnya nanti tidak terserap pasar," ucap Febri saat ditemui di Jakarta, dikutip dari Antara, Selasa, 11 November 2025.
 
?Febri menyampaikan, dari enam sektor yang dibanjiri produk impor jadi, baru sektor tekstil yang memiliki aturan terkait pengaturan impor.
 
?Kemenperin, lanjut dia, mendukung upaya yang diambil oleh Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menyiapkan skema kemitraan antara pedagang pakaian bekas atau thrifting dan pelaku UMKM.
 
Untuk pasar domestik, kata Febri diprioritaskan agar menggunakan produk dalam negeri dan tidak menggunakan produk impor jadi. ?"Membeli produk lokal itu artinya melindungi saudara-saudara kita yang bekerja pada industri itu," ucap dia.
 

Baca juga: Menperin: Ekspor Ilegal Turunan CPO Rugikan Negara, Hilangkan Nilai Tambah


(Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief. Foto: dok Biro Humas Kemenperin)
 

Perkuat perlindungan pasar

 
Sebelumnya, Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza menyatakan pihaknya tengah memperkuat perlindungan pasar dan menarik investasi baru industri baja guna memenuhi kebutuhan domestik yang saat ini 55 persen dipenuhi impor.
 
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga 2021, jumlah perusahaan yang terdaftar dengan Klasifikasi Baku Lapangan Indonesia (KBLI) 24 untuk logam dasar ada 562 perusahaan dan KBLI 25 barang logam, bukan mesin dan peralatannya, terdapat 1.592 perusahaan.
 
?Wamenperin menyatakan saat ini terdapat perbedaan signifikan antara konsumsi baja dengan produksi nasional, dan perbedaan tersebut diisi oleh 55 persen impor yang mayoritas berasal dari Tiongkok.
 
Adapun untuk produksi baja, Indonesia menempati peringkat 14 dunia di 2024 yaitu sebesar 18 juta ton, naik 110 persen dari 2019.
 
Total produksi baja kasar dunia pada 2024 sebanyak 1,884 miliar ton, dimana Tiongkok merupakan produsen terbesar dengan produksi baja kasar sebanyak 1,005 miliar ton (53,3 persen produksi dunia), kemudian disusul oleh India dengan total sebanyak 149,4 juta ton (7,9 persen produksi dunia).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)