Anwar Ibrahim Serukan Restorasi Tatanan Global Berbasis Keadilan di GTH 2025

PM Malaysia Anwar Ibrahim saat menyampaikan pernyataan virtual dalam Global Town Hall, Sabtu, 15 November 2025. (YouTube / FPCI)

Anwar Ibrahim Serukan Restorasi Tatanan Global Berbasis Keadilan di GTH 2025

Willy Haryono • 15 November 2025 14:41

Jakarta: Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menilai dunia berada pada titik kritis, dengan tatanan global warisan satu abad lalu kini kesulitan merespons konflik geopolitik, krisis iklim, ketimpangan, dan runtuhnya kepercayaan terhadap lembaga multilateral. Pernyataan tersebut disampaikannya secara virtual dalam Global Town Hall 2025 yang digelar Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Sabtu, 15 November 2025.

Menurut Anwar, tantangan-tantangan tersebut secara kolektif melemahkan fondasi perdamaian dan kerja sama global. Karena itu, Malaysia meyakini masa depan yang dibutuhkan dunia harus berangkat dari prinsip keadilan. Ia menyerukan penegakan kembali primasi hukum internasional, otoritas moral keadilan, dan penghormatan terhadap suara kolektif negara-negara Global South.

“Kita terus memperjuangkan sistem global yang lebih representatif dan setara, yang mendengar suara negara kecil dan berkembang, dan memperlakukan semua kawasan dengan martabat serta rasa hormat,” ujar Anwar.

Ia menegaskan bahwa konsep dominasi dan standar ganda harus ditolak, seraya menekankan pentingnya “kedaulatan keterhubungan global” yang hanya dapat bertahan melalui penghormatan timbal balik, tanggung jawab bersama, dan multilateralisme yang benar-benar memberdayakan, bukan memecah belah.

Dalam konteks kawasan, Anwar menekankan bahwa ASEAN tidak boleh menjadi penonton perubahan dunia. Ia menyebut ASEAN harus menjadi bagian integral dari transformasi global dengan keberanian dan keyakinan, menjadikan ASEAN 2045 sebagai kompas bersama. Menurutnya, nilai sebuah visi tidak terletak pada janji, tetapi pada kemampuannya untuk diwujudkan.

Karena itu, Anwar meminta ASEAN merespons dinamika global dengan kelincahan dan ketegasan, serta aktif membentuk masa depannya sendiri. “Masa depan yang kita butuhkan tidak bisa ditulis oleh segelintir negara. Masa depan itu harus diusulkan bersama oleh semua,” katanya.

Ia menutup pernyataan dengan menegaskan keyakinan Malaysia pada dialog dibandingkan perpecahan, kerja sama dibandingkan kompetisi, dan kemanusiaan dibandingkan kekuasaan. ASEAN, lanjutnya, akan tetap menjadi jembatan antara kawasan, ide, dan masyarakat.

“Mari kita bangun dunia yang tidak hanya lebih aman dan adil, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai kita: kasih sayang, keadilan, dan harapan,” tutup Anwar.

Baca juga:  GTH 2025: Masa Depan Dunia Bisa Diselamatkan Lewat Aksi Kolektif Masyarakat Sipil

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)