Ilustrasi. Foto: Dokumen Kementerian Keuangan
Insi Nantika Jelita • 9 April 2025 21:00
Jakarta: Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai rencana Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus kuota impor mesti dilakukan secara hati-hati. Wacana tersebut muncul usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen untuk produk-produk Indonesia.
"Penghapusan kuota impor merupakan pendekatan yang realistis dan strategis jika dieksekusi dengan hati-hati," ujarnya kepada Media Indonesia, Rabu, 9 April 2025.
Josua menuturkan deregulasi impor dengan penghapusan kuota dan peraturan teknis (pertek), serta perpindahan pengawasan dari border ke post-border sebagaimana dipaparkan Prabowo dalam acara Sarasehan Ekonomi, Selasa, 8 April 2025, dapat mendukung iklim dunia usaha.
Namun demikian, kebijakan ini tetap perlu dilengkapi dengan penguatan sistem. Seperti, penguatan perlindungan industri dalam negeri, monitoring risiko, dan penguatan rantai pasok lokal. Menurut Josua, penghapusan kuota tanpa strategi mitigasi bisa berisiko terhadap industri domestik dan ketahanan sektor-sektor strategis.
"Terlebih jika produk impor bersaing langsung dengan produk lokal dalam sektor yang belum cukup efisien," imbuh dia.
Baca juga:
Kemendag Dukung Penghapusan Kuota Impor yang Diminta Presiden Prabowo |