Ilustrasi. Foto: Dok MI
Naufal Zuhdi • 9 April 2025 15:45
Jakarta: Presiden Prabowo Subianto meminta penghapusan kuota impor terutama terhadap komoditas yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Menanggapi hal itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Isy Karim menyebutkan bahwa hal tersebut memang diperlukan pemerintah untuk keseimbangan hulu dan hilir.
"Jadi nanti manakala itu untuk kepentingan misalkan kepentingan hulu, untuk kepentingan industri, untuk kepentingan produksi dalam negeri, nah itu yang harus dipertimbangkan, dihitung betul-betul. Karena prinsipnya di neraca komoditas itu kan berapa produksi nasional, kemudian berapa konsumsi nasional, nah kekurangannya kan itu diimpor," ucap Isy saat ditemui di Kantor Kemendag, Rabu, 9 April 2025.
Namun sayangnya, Isy belum bisa menyampaikan komoditas-komoditas apa saja yang akan dibebaskan dari kuota impor yang diminta Presiden Prabowo untuk dihapus tersebut.
"Saya belum bisa menyampaikan apa saja komoditasnya. Nah kalau yang di dalam neraca komoditas (NK) yang sudah disepakati mulai dari garam, gula konsumsi, daging, kemudian ikan. Baru enam kan yang masuk di NK mandatori," ungkap dia.
Di samping itu, Isy menyebut tidak menutup kemungkinan komoditas bahan baku di luar pangan juga masuk ke dalam kategori yang kuotanya dibebaskan untuk impor.
"Impor kapas itu kan untuk bahan baku dan itu kan enggak diatur di NK. Itu sebagai kepentingan industri dan impornya melalui API, sepanjang itu untuk kepentingan bahan baku pasti akan dipenuhi saja," ujar dia.
Baca juga: |