Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz. (Anadolu Agency)
Israel Tegaskan Tidak Akan Bangun Permukiman di Gaza
Muhammad Reyhansyah • 24 December 2025 14:12
Tel Aviv: Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Selasa, 23 Desember 2025 membantah adanya rencana untuk memukimkan kembali warga Israel di Jalur Gaza, menyusul pernyataannya sebelumnya yang memicu spekulasi bahwa Israel suatu hari akan kembali membangun permukiman di wilayah tersebut.
Berbicara di sebuah permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki, Katz mengatakan militer Israel tidak akan sepenuhnya meninggalkan Gaza dan berencana menempatkan unit tertentu, yakni Nahal, yang secara historis pernah berperan dalam pembentukan komunitas Israel, termasuk permukiman.
Sejumlah media Israel menafsirkan pernyataan itu sebagai indikasi rencana pemukiman kembali Gaza, wilayah yang permukiman Israel-nya dibongkar pada 2005. Menanggapi laporan tersebut, Katz mengeluarkan pernyataan resmi yang menegaskan, “Pemerintah tidak memiliki niat untuk mendirikan permukiman di Jalur Gaza.”
Menurut rencana Gaza yang didukung Amerika Serikat dan ditandatangani Israel serta Hamas pada Oktober, militer Israel akan menarik diri secara bertahap hingga sepenuhnya keluar dari wilayah pesisir itu, dan Israel tidak akan membangun kembali permukiman sipil di sana.
Namun, rencana tersebut tetap mengatur keberadaan “kehadiran perimeter keamanan Israel” yang akan dipertahankan hingga Gaza dinilai aman dari potensi kebangkitan ancaman terorisme.
Dilansir dari AsiaOne, Rabu, 24 Desember 2025, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menyebut pernyataan Katz sebagai “pelanggaran yang jelas terhadap perjanjian gencatan senjata” dan “sepenuhnya bertentangan” dengan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Seorang pejabat AS menegaskan, “Amerika Serikat tetap berkomitmen penuh pada Rencana Perdamaian 20 Poin Presiden Trump dan mengharapkan semua pihak mematuhi komitmen mereka.”
Klarifikasi soal Gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berulang kali menutup kemungkinan pembangunan kembali permukiman di Gaza selama dua tahun perang di wilayah tersebut, meskipun sejumlah anggota koalisi ultra-nasionalisnya mendorong upaya untuk kembali menduduki Gaza.Komentar awal Katz disampaikan di permukiman Beit El di Tepi Barat, dekat pusat administrasi Otoritas Palestina di Ramallah, saat ia mengumumkan rencana pembangunan 1.200 unit rumah baru.
“Ketika waktunya tiba, di Gaza utara, kami akan mendirikan unit Nahal (militer) sebagai pengganti komunitas Israel yang dipindahkan. Kami akan melakukannya dengan cara yang tepat dan pada waktu yang tepat,” ujar Katz saat itu.
Dalam pernyataan klarifikasinya, Katz menekankan bahwa rujukan terhadap Nahal di Gaza utara “dibuat semata-mata dalam konteks keamanan.”
Tantangan Rencana Perdamaian
Pernyataan Katz muncul menjelang pertemuan Netanyahu dan Trump yang dijadwalkan berlangsung pekan depan di Gedung Putih, dan mencerminkan tantangan yang dihadapi rencana Gaza yang diusulkan Washington.Rencana Trump berhasil mengamankan gencatan senjata pada Oktober serta pembebasan sandera hidup yang tersisa dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 ke Israel selatan. Namun, kemajuan terhadap tujuan lain dinilai masih terbatas.
Hamas menolak untuk melucuti senjata sebagaimana dipersyaratkan dalam rencana tersebut, yang juga mencakup pembentukan otoritas transisi dan penempatan pasukan multinasional.
Berbicara di Beit El, Katz menegaskan, “Kami berada jauh di dalam Gaza dan kami tidak akan pernah meninggalkan seluruh Gaza. Itu tidak akan pernah terjadi. Kami berada di sana untuk melindungi dan mencegah apa yang pernah terjadi.”
“Kami tidak mempercayai pihak lain untuk melindungi warga kami,” tambahnya, seraya menyebut perlunya kehadiran Israel di Lebanon dan Suriah.
Klaim Kedaulatan Tepi Barat
Pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat, wilayah yang diharapkan Palestina menjadi bagian dari negara masa depan mereka terus meningkat di bawah pemerintahan Netanyahu.Sebagian besar komunitas internasional dan pihak Palestina menganggap permukiman tersebut ilegal, meskipun Israel membantahnya dengan merujuk pada ikatan sejarah dan religius dengan wilayah itu.
Terkait Tepi Barat, Katz mengatakan, “Pemerintahan Netanyahu adalah pemerintahan permukiman. Pemerintahan ini berorientasi pada tindakan. Jika kami bisa mencapai kedaulatan, kami akan mewujudkannya. Kami berada dalam era kedaulatan praktis.”
Ia menambahkan bahwa terdapat peluang yang belum pernah ada sebelumnya. Israel sendiri akan memasuki tahun pemilu pada 2026, dengan kelompok pemukim menjadi bagian penting dari basis pemilih Partai Likud pimpinan Netanyahu dan Katz.
Seorang pejabat Palestina mengecam pernyataan awal Katz dan menyebutnya sebagai eskalasi berbahaya.
Baca juga: Inggris Kecam Persetujuan Israel atas 19 Permukiman Baru di Wilayah Palestina