Wakapolres Metro Jakarta Utara, AKBP James Hutajulu menyambangi salah satu rumah korban bernama Hafiz Adi, 10 tahun, di Jalan Kalibaru RT 005 RW 03, Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Metro TV/Yurike
Jakarta: Polisi mendatangi rumah korban kecelakaan mobil pengangkut Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menabrak siswa SDN 01 Kalibaru, untuk melakukan trauma healing. Sebanyak 10 anak SD yang menjadi korban telah dipulangkan dan diperbolehkan rawat jalan.
Wakapolres Metro Jakarta Utara, AKBP James Hutajulu menyambangi salah satu rumah korban bernama Hafiz Adi, 10 tahun, di Jalan Kalibaru RT 005 RW 03, Cilincing, Jakarta Utara. Hafiz didampingi kedua orang tuanya, menyambut tim Trauma Healing dari kepolisian di rumahnya.
Ayah korban, Pitra, mengapresiasi tindakan kepolisian dengan pemberian trauma healing ini karena sang anak mendapat dukungan agar tidak mengalami trauma.
"Ya, yang pertama dapat dukung moril, dapat bingkisan juga, dapat perhatian lah, jadi dari jajaran kepolisian ada perhatiannya ke keluarga korban juga," kata Pitra di rumahnya, Jumat, 12 Desember 2025.
Hafiz yang masih duduk di kelas 3 SD ini mengalami luka di bagian punggung dan kaki. Saat kejadian, Hafiz merupakan murid yang salah satunya berada di kolong mobil.
Sementara itu, Wakapolres Jakut, AKBP James menyebutkan pihaknya terbagi tiga tim trauma healing, yang menyebar ke 10 anak, korban tabrakan mobil MBG yang sudah pulang dan rawat jalan.
"Kami bergabung dengan Biro SDM Polda Metro Jaya, memberi trauma healing dengan mendatangi secara langsung door to door korban-korban siswa atas insiden kemarin, yang telah rawat jalan," kata James.
Wakapolres Metro Jakarta Utara, AKBP James Hutajulu menyambangi salah satu rumah korban bernama Hafiz Adi, 10 tahun, di Jalan Kalibaru RT 005 RW 03, Cilincing, Jakarta Utara. Foto: Metro TV/Yurike
"Ada 10 siswa yang hari ini kami temui secara langsung bersama tim trauma healing yang kita lakukan untuk menghilangkan trauma atas insiden tersebut," sambungnya.
Tak hanya itu, polisi juga melakukan renovasi sekolah pada bagian lapangan dengan melakukan pengecatan ulang, untuk memberi warna baru demi menghilangkan rasa trauma anak-anak.
"Kami melakukan perbaikan terhadap fasilitas sekolah, perbaikan pagar dan pengecatan halaman sekolah agar saat anak-anak kembali sekolah Senin depan itu bisa sekolah dengan baik dan mereka tidak melihat apa yang mereka alami kemarin," tutupnya.