Polisi Australia awasi kejadian penembakan yang terjadi di Pantai Bondi. Foto: Anadolu
Muhammad Reyhansyah • 15 December 2025 10:28
Sydney: Kepolisian Australia pada Senin, 15 Desember 2025 menyatakan bahwa dua pria bersenjata yang menewaskan sedikitnya 15 orang dalam penembakan massal di kawasan Pantai Bondi, Sydney, adalah ayah dan anak. Insiden tersebut terjadi saat perayaan Hanukkah dan menjadi aksi kekerasan senjata terburuk di Australia dalam hampir tiga dekade.
Polisi mengatakan sang ayah, berusia 50 tahun, tewas di lokasi kejadian, sehingga jumlah korban meninggal menjadi 16 orang. Sementara itu, putranya yang berusia 24 tahun kini berada dalam kondisi kritis di rumah sakit. Otoritas menggambarkan serangan pada Minggu malam itu sebagai aksi antisemit yang disengaja.
Kepolisian mengidentifikasi kedua pelaku sebagai Naveed Akram dan ayahnya, Sajid Akram, serta telah menggeledah rumah mereka di kawasan Bonnyrigg, pinggiran barat Sydney.
Sebanyak 40 orang masih menjalani perawatan di rumah sakit, termasuk dua anggota polisi yang berada dalam kondisi serius namun stabil. Para korban berusia antara 10 hingga 87 tahun.
Saksi mata menyebutkan penyerangan berlangsung sekitar 10 menit di pantai yang saat itu dipadati pengunjung pada malam yang panas. Ratusan orang dilaporkan berlarian menyelamatkan diri ke sepanjang pantai, jalan-jalan sekitar, dan taman terdekat. Polisi menyatakan sekitar 1.000 orang menghadiri acara Hanukkah yang digelar di sebuah taman kecil dekat pantai.
Polisi belum mengungkap jenis senjata yang digunakan, namun rekaman video di lokasi menunjukkan dua pria menembakkan senjata yang menyerupai senapan bolt-action dan senapan laras ganda.
Warga Sipil Dipuji sebagai Pahlawan
Seorang warga sipil yang terekam video berhasil menjatuhkan dan melucuti salah satu pelaku dipuji sebagai pahlawan karena aksinya dinilai menyelamatkan banyak nyawa. Stasiun televisi Channel Seven mengidentifikasinya sebagai Ahmed al Ahmed, seorang pemilik toko buah berusia 43 tahun.
Menurut keterangan kerabatnya, ia ditembak dua kali dan telah menjalani operasi. Hingga Senin pagi, penggalangan dana daring untuknya telah mengumpulkan lebih dari AUSD200.000.
Kesaksian Saksi
Seorang warga Bondi, Morgan Gabriel (27), mengatakan ia sedang menuju bioskop ketika mendengar suara yang awalnya ia kira kembang api, sebelum melihat orang-orang berlarian ketakutan.
“Saya menampung sekitar enam atau tujuh orang. Dua di antaranya teman dekat saya, sisanya orang-orang yang ada di jalan. Banyak yang meninggalkan ponsel mereka di pantai, semua hanya ingin menyelamatkan diri,” ujar Gabriel seperti dikutip
Channel News Asia, Senin, 15 Desember 2025.
Ia menggambarkan suasana Bondi keesokan harinya sangat berbeda. “Biasanya pagi hari ramai orang berenang, berselancar, dan berlari. Sekarang sangat sunyi, ada nuansa duka yang terasa kuat,” ucap Gabriel.
Respons Pemerintah
Otoritas menyatakan yakin hanya dua pelaku yang terlibat, setelah sebelumnya menyelidiki kemungkinan adanya pelaku ketiga. Aparat menggerebek rumah para tersangka pada Minggu malam, dan pada Senin terlihat penjagaan ketat di sekitar lingkungan tersebut.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengunjungi Bondi Beach pada Senin pagi dan meletakkan bunga di dekat lokasi serangan. Sejumlah pelayat, termasuk yang mengenakan kippah, terlihat menyalakan lilin dan membuat tugu peringatan darurat.
Albanese menyebut serangan itu sebagai “momen kelam bagi bangsa” dan menegaskan bahwa motif pelaku sedang diselidiki secara menyeluruh.
“Apa yang kita saksikan kemarin adalah tindakan kejahatan murni, tindakan antisemitisme, dan terorisme di tanah kita, di lokasi Australia yang ikonik,” kata Albanese.
Ia menambahkan bahwa Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Prancis Emmanuel Macron termasuk pemimpin dunia yang menyampaikan solidaritas. Trump menyebut insiden tersebut sebagai “serangan antisemit yang jelas” saat menghadiri resepsi Natal di Gedung Putih.
Konteks Antisemitisme
Penembakan di Bondi merupakan yang paling serius dalam rangkaian serangan antisemit terhadap sinagoga, bangunan, dan kendaraan di Australia sejak perang Israel–Gaza pecah pada Oktober 2023.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya telah memperingatkan Albanese bahwa dukungan Australia terhadap kenegaraan Palestina dapat memicu antisemitisme. Pada Agustus lalu, Australia menuduh Iran mengarahkan sedikitnya dua serangan antisemit dan memerintahkan duta besar Teheran meninggalkan negara itu.
Komunitas Yahudi Australia relatif kecil -,sekitar 150.000 orang dari total populasi 27 juta,- namun memiliki keterikatan kuat dengan masyarakat luas. Sekitar sepertiga di antaranya tinggal di wilayah timur Sydney, termasuk Bondi.
Menyusul serangan tersebut, kota-kota besar dunia seperti Berlin, London, dan New York meningkatkan pengamanan pada acara Hanukkah.