Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufiq. Foto: dok LAN.
Husen Miftahudin • 4 December 2025 21:44
Jakarta: Hasil evaluasi implementasi proyek transformasi Program Khusus Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Angkatan II Tahun 2025 mencatat capaian signifikan, dari 21 proyek strategis lintas kementerian/lembaga dan pemerintah daerah menghasilkan valuasi ekonomi sebesar Rp81,4 triliun.
Temuan ini menegaskan penguatan pengembangan kompetensi pimpinan birokrasi melalui skema RPL tidak hanya meningkatkan kualitas tata kelola, tetapi juga memberi manfaat ekonomi langsung bagi negara, sekaligus membuktikan inovasi birokrasi berbasis pembelajaran pengalaman (social and experiential-based learning) mampu memberikan dampak sistemik dan substansial bagi pembangunan nasional.
Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufiq menegaskan program RPL ini dinilai mampu mempercepat peningkatan kapasitas ASN tanpa mengurangi kualitas maupun standar kompetensi. Melalui sistem pengakuan yang lebih terbuka dan efisien, RPL menjadi bagian dari reformasi pengembangan ASN yang lebih responsif terhadap kebutuhan birokrasi modern dan tantangan zaman.
Program ini merupakan kebijakan pengembangan kompetensi yang menempatkan prinsip pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning) sebagai fondasi utama melalui pengakuan terhadap pengalaman, karya dan kontribusi nyata ASN tanpa melalui pelatihan formal sebagaimana mekanisme umum, melainkan melalui asesmen reflektif berbasis kompetensi manajerial dan bukti implementasi kinerja yang terukur.
"RPL ini menjadi komitmen LAN untuk merombak strategi pengembangan kompetensi yang bersifat konvensional dan berbasis compliance menjadi pengembangan kompetensi berbasis pada kebutuhan organisasi dan pegawai atau need driven. Harapannya pengembangan kompetensi kedepannya dapat menjadi learning solution yang adaptif untuk memecahkan berbagai permasalahan pemerintah," ucap Taufiq dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 4 Desember 2025.
Lebih jauh, Taufiq menjelaskan, RPL juga mengedepankan pendekatan sosial dan experiential learning, memberikan peluang lebih inklusif bagi ASN untuk mengembangkan kapasitas sesuai pengalaman lapangan. Mekanisme ini dianggap sebagai bentuk keadilan pembelajaran karena mengakui bahwa kepemimpinan tidak hanya tumbuh dari pendidikan di kelas, tetapi juga dari proses memecahkan masalah nyata dan memimpin perubahan di lingkungan kerja.
"RPL ini menjadi fondasi dan pengantar untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan atau leadership skills secara berkelanjutan dan mampu memberikan terobosan bagi organisasi, selain itu membangun kemampuan dalam menggerakkan organisasi dan sumber daya yang ada dan terakhir RPL ini akan merubah cara pikir, cara pandang dan cara mengelola organisasi," harap dia.
| Baca juga: SK PPPK Bisa Jadi Jaminan Pinjaman Bank, Berapa Nominalnya? Simak Caranya! |
.jpg)