Kinerja Induk Google Lampaui Ekspektasi Analis

Google. Foto: Unsplash.

Kinerja Induk Google Lampaui Ekspektasi Analis

Arif Wicaksono • 24 July 2024 17:34

San Francisco: Induk Google, Alphabet, berhasil membukukan pendapatan dan laba kuartal kedua yang lampai ekspektasi analis. Capaian ini didorong oleh peningkatan penjualan iklan digital dan permintaan yang sehat untuk layanan komputasi awan, namun mengindikasikan belanja modal akan tetap tinggi untuk tahun ini.
 

baca juga:

Startup di Indonesia Menjamur, Nilai Ekonomi Digital RI akan Tembus USD110 Miliar Tahun Depan


Hasil yang diraih Alphabet menggarisbawahi kuatnya permintaan terhadap iklan digital, yang didorong oleh peristiwa seperti Olimpiade Paris dan pemilu di beberapa negara termasuk Amerika Serikat. Sementara pemulihan belanja perusahaan meningkatkan bisnis perangkat lunaknya.

Adopsi yang kuat terhadap teknologi kecerdasan buatan generatif mendorong bisnis cloud-nya. Penjualan iklan, sumber pendapatan utama Alphabet, naik 11 persen menjadi USD64,6 miliar. Perusahaan menjual iklan di produk pencariannya menggunakan data pelanggan untuk menargetkan mereka dengan lebih baik. Laba bersih pada kuartal yang berakhir pada 30 Juni naik 28,6 persen menjadi USD23,6 miliar, melampaui estimasi rata-rata sebesar USD22,9 miliar.

"Ini adalah kuartal luar biasa lainnya dari Google dengan kinerja yang baik," kata seorang Analis Riset di Global X Ido Caspi, dilansir Channel News Asia, Rabu, 24 Juli 2024.

Total pendapatan tumbuh 14 persen menjadi USD84,74 miliar, dibandingkan dengan perkiraan konsensus analis sebesar USD84,19 miliar menurut data LSEG. Penjualan iklan di divisi YouTube naik 13 persen menjadi USD8,67 miliar.

Pendapatan dari layanan komputasi awan, yang merupakan barometer kesehatan belanja teknologi perusahaan, naik 28,8 persen menjadi USD10,35 miliar. Analis memperkirakan USD10,16 miliar.

Alphabet melaporkan belanja modal sebesar USD13 miliar pada kuartal Juni. Ruth Porat, dalam konferensi telepon terakhirnya sebagai chief financial officer Alphabet, mengatakan kepada investor, belanja modal triwulanan untuk sisa 2024 akan mencapai atau di atas USD12 miliar.

Belanja modal untuk AI

Pada periode Januari-Maret, belanja modal perusahaan melonjak 91 persen menjadi USD12 miliar, sehingga membuat takut investor. Seperti para pesaingnya, Alphabet berlomba untuk meluncurkan penawaran AI karena investor terus menggelontorkan miliaran dolar ke dalam teknologi tersebut.

Namun penelusuran AI-nya telah menghasilkan serangkaian hasil yang memalukan, seperti saran aneh dengan menempelkan lem pada pizza agar keju dapat menempel lebih baik. Google menarik kembali teknologinya pada bulan Mei untuk mengatasi masalah tersebut.

CEO Alphabet Sundar Pichai tanpa memberikan batas waktunya, mengatakan produk AI akan segera meningkatkan pendapatan, bukan hanya membantu perusahaan melalui pemotongan biaya dan efisiensi yang lebih besar.

Google juga mengadakan pembicaraan untuk mengakuisisi perusahaan manajemen hubungan pelanggan HubSpot sebelum meninggalkannya awal bulan ini. Kesepakatan itu akan mengubah Alphabet menjadi saingan Salesforce, Oracle, dan lainnya di pasar tersebut.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)