Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.
Jakarta: Mata uang rupiah melemah pada pembukaan perdagangan hari ini. Rupiah tertekan dengan kenaikan dolar AS karena data-data positif dari Amerika Serikat (AS).
Bloomberg mencatat mata uang rupiah melemah 0,56 persen atau 87,50 bps ke level Rp15.605 per USD. Yahoo Finance melansir mata uang rupiah melemah 0,67 persen atau 105 bps menjadi Rp15.609 per USD.
Data Jumat menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS meningkat pada November sementara tingkat pengangguran turun menjadi 3,7 persen, menggarisbawahi ketahanan pasar tenaga kerja di negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu.
Fokus pasar ke pertemuan FOMC
Angka-angka tersebut menyebabkan para pedagang menolak ekspektasi mengenai seberapa cepat The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya, dan banyak yang kini lebih condong asumsi penurunan suku bunga ke Mei dibandingkan Maret.
Fokus saat ini beralih ke pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada akhir pekan ini dan data inflasi AS yang akan dirilis sebelumnya, di mana ekspektasi harga konsumen akan terus mengalami pelonggaran setiap tahunnya.
"Pengaruh besar terhadap dolar AS minggu ini adalah pertemuan FOMC, khususnya komentar Ketua (Jerome) Powell pada konferensi persnya. Jika dia (hawkish), saya pikir pasar mungkin akan mengabaikannya dan dolar AS tetap stabil. Tapi jika dia dovish, maka saya pikir dolar AS dan imbal hasil obligasi akan turun, jadi ini adalah reaksi asimetris," kata Kepala Ekonomi Internasional dan Berkelanjutan di Commonwealth Bank of Australia (CBA) Joseph Capurso.