Ilustrasi, icon patung naga di PIK2. Foto: MI/Agung Wibowo.
Media Indonesia • 28 March 2024 15:31
Jakarta: Direktur Kebijakan Publik dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyu Askar menyebut banyak proyek strategis nasional (PSN) yang tidak melewati analisis kebijakan yang matang serta marginal cost lebih besar daripada marginal benefitnya.
Walaupun tujuan utama PSN itu untuk menciptakan pemerataan ekonomi dan menekan angka ketimpangan, dalam konteks kebijakan, PSN menjadi prioritas utama dibandingkan dengan pilihan kebijakan lainnya.
"Hal serupa terjadi pada PIK dan BSD, kedua kawasan itu sudah dipegang oleh taipan dan perusahaan besar dan sudah sangat berkembang," kata Wahyu saat dihubungi pada Kamis, 28 Maret 2024.
Pemilihan PIK dan BSD sebagai PSN, sambung dia, lebih kental sebagai balas budi Jokowi terhadap investor yang selama ini mendukung Jokowi termasuk pembangunan IKN. Sinar Mas dan Aguan jelas mendapatkan manfaat langsung dari penetapan PIK dan BSD sebagai PSN, mulai dari kenaikan saham hingga perizinan.
"Oligarki ekonomi dan tukar guling proyek seperti ini sangat berbahaya karena rentan maladministrasi dan korupsi. Meskipun proyek ini tidak dibiayai langsung APBN, tapi penunjukan proyek untuk kepentingan kelompok tertentu dapat menciptakan distorsi dalam pasar dan menghambat persaingan yang sehat."
"Akibatnya, semua pemain ekonomi akan berpikir untuk melakukan transaksi dan manuver politik kotor demi mendapatkan ceruk kue ekonomi," ucap Wahyu menambahkan.
Baca juga: PIK dan BSD Masuk Proyek Strategis Nasional |