Bahan Bakar Pesawat. Foto: Unsplash.
Texas: Wakil Presiden Senior Exxon Mobil Jack Williams menuturkan hambatan utama untuk meningkatkan penggunaan pesawat untuk bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) adalah biaya yang mahal
SAF, bahan bakar nabati yang terbuat dari bahan tumbuhan atau hewan termasuk minyak goreng bekas atau limbah pertanian, harganya lima kali lebih mahal dibandingkan bahan bakar biasa.
“Ada satu hal negatif yang besar, yaitu kerugiannya. Saat kami memikirkan bagaimana kami ingin mengembangkan SAF kami harus fokus pada bagaimana kami meminimalkan biaya?,” tanya dia dlansir dari
Business Times, Minggu, 24 Maret 2024.
Williams mengatakan permintaan bahan bakar jet dapat meningkat dari 7 juta barel per hari saat ini menjadi 12 juta barel per hari pada 2050. Tujuh juta barel per hari sama dengan perkiraan Badan Energi Internasional untuk seluruh permintaan bahan bakar jet. Sebagai perbandingan, produksi SAF saat ini hanya 15,8 juta galon per tahun.
SAF mendapat dukungan dari Pemerintahan Joe Biden
Williams menggambarkan Undang-Undang Pengurangan Inflasi pemerintahan Biden sebagai tindakan katalisator untuk produksi biofuel serta penangkapan dan penyimpanan karbon dan hidrogen rendah karbon.
Biden meluncurkan tantangan pada 2021 untuk memasok setidaknya 3 miliar galon SAF setiap tahun pada tahun 2030. Maskapai besar, termasuk Delta Air Lines dan Southwest Airlines, mengatakan mereka ingin mengganti 10 persen bahan bakar jet dengan SAF pada tahun 2030.
SAF hanya menyumbang 0,2 persen dari pasar bahan bakar jet tetapi para pembuat kebijakan termasuk Presiden AS Joe Biden melihat penerapannya sebagai cara untuk mencapai tujuan penurunan emisi karbon.