Presiden AS Joe Biden berdoa untuk sandera Israel, tapi tetap dukung Israel genosida Gaza. Foto: BBC
Fajar Nugraha • 8 October 2024 10:39
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang berwajah muram menyalakan lilin pada Senin 7 Oktober 2024 di sebuah upacara berkabung Yahudi untuk menandai satu tahun sejak serangan ke Israel. Biden dan Kamala Harris pun meningkatkan seruan yang sejauh ini sia-sia untuk perdamaian Timur Tengah.
Biden mengutuk serangan 7 Oktober tetapi juga mengkritik jumlah korban tewas warga sipil di Gaza, menggarisbawahi situasi sulit yang dihadapinya dan calon presiden Demokrat Harris dalam konflik yang dapat memengaruhi pemilihan AS bulan depan.
Dalam sebuah upacara singkat di Gedung Putih, presiden berusia 81 tahun dan Ibu Negara Jill Biden berdiri dalam keheningan saat seorang rabi melantunkan doa untuk warga Israel yang tewas, sebelum Biden menyalakan satu lilin untuk mengenang mereka.
"Terlalu banyak warga sipil yang menderita terlalu banyak selama konflik tahun ini," kata Biden dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Channel News Asia, Selasa 8 Oktober 2024.
Biden mengecam "kebrutalan yang tak terkatakan" dari serangan 7 Oktober dan mengatakan bahwa dia dan Harris "berkomitmen penuh" terhadap keamanan Israel terhadap Iran dan sekutu regionalnya - Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, dan Houthi di Yaman.
Namun, dia juga menggambarkan 7 Oktober sebagai "hari yang gelap bagi rakyat Palestina" dan mengatakan bahwa dia dan Harris "tidak akan berhenti bekerja untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza".
Harris mengatakan bahwa dia "hancur oleh kehilangan dan penderitaan rakyat Israel" tetapi menambahkan bahwa dia "patah hati atas skala kematian dan kehancuran di Gaza selama setahun terakhir".
Tentunya ini tak lebih sebagai ucapan munafik, mengingat Israel masih menyerang Gaza dan terus mendapatkan bantuan senjata dari Amerika Serikat dan sekutu barat.
Baik Biden maupun Harris mengatakan dalam pernyataan terpisah mereka bahwa "solusi diplomatik" saat Israel menggempur Lebanon untuk mengatasi milisi Hizbullah adalah "satu-satunya jalan" menuju perdamaian yang lebih luas.
Harris, bersama suaminya Doug Emhoff, secara terpisah akan menanam pohon peringatan di kediaman wakil presiden di Washington, kemudian menyampaikan pidato.
Donald Trump dari Partai Republik, saingan Harris dalam pemilihan yang sangat ketat, dijadwalkan untuk memperingati hari jadinya di sebuah acara di New York.
Tim kampanyenya mengecam Biden dan Harris atas penanganan mereka terhadap Timur Tengah, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Sangat penting bagi Presiden Trump untuk dipilih kembali sehingga ia dapat mengakhiri pertumpahan darah."