Perkebunan cabai di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang mengalami penurunan panen akibat setiap hari diguyur hujan. Dokumentasi/ Media Indonesia
Media Indonesia • 12 December 2024 08:56
Semarang: Harga sejumlah kebutuhan pokok di daerah Pantura Jawa Tengah mulai merangkak naik menjelang Natal dan tahun baru (Nataru) 2024/2025. Warga mulai kelimpungan menghadapi kenaikan terutama pekerja informal karena bersamaan musim hujan.
Pekerja informal kalang kabut karena penghasilan yang menurun sementara harga barang kebutuhan meningkat.
"Hujan lebat terus mengguyur hingga tidak dapat kerja, jadi penghasilan merosot seharian hanya dapat Rp10.000," kata Angga,34, pekerja ojek online di Kota Semarang, Kamis, 12 Desember 2024.
Hal serupa diungkapkan Juari,50, tukang bangunan di Genuk, Semarang, akibat hujan terus mengguyur sejak sepekan lalu, banyak warga menunda pekerjaan sehingga terpaksa menganggur hingga tidak mempunyai penghasilan, padahal buruh bangunan diupah sehari Rp75.000-125.000 per hari kini harus menganggur.
Sementara di sejumlah pasar tradisional di beberapa daerah di Jawa Tengah seperti Pekalongan, Kendal, Semarang, Demak harga kebutuhan juga mulai naik, hal ini membuat warga semakin kelabakan karena menurunnya daya beli.
"Sudah dua hari ini harga naik semua," jelas Nana,50, pedagang bawang merah di Pasar Johar Semarang.
Harga bawang merah sebelumnya berkisar Rp33.000-Rp35.000 per kilogram naik menjadi Rp37.000-Rp38.000 per kilogram, harga cabai naik berkisar Rp5.000-Rp10.000 per kilogram, seperti keriting merah dari Rp18.000-Rp20.000 per kilogram menjadi Rp25.000-Rp30.000 per kilogram, rawit merah dari Rp20.000 per kilogram menjadi Rp33.000 per kilogra.
Kenaikan harga serupa juga terjadi pada telur ayam ras, ungkap Winarni,34, pedagang sembako di Pasar Mangkang, Kota Semarang, harga telur yang sebelumnya berkisar Rp24.000-Rp26.000 per kilogram sekarang ini naik menjadi Rp29.000-Rp30.000 per kilogram, demikian tomat dari sebelum Rp6.000-Rp8.000 per kilogram menjadi Rp11.000-Rp13.000 per kilogram.
Selain itu beberapa peternak ayam petelur di Limbangan, Kabupaten Kendal mengungkapkan akibat musim penghujan ini produksi telur menurun cukup drastis, sedangkan menjelang Nataru ini kebutuhan meningkat sehingga hal ini memicu kenaikan harga di pasaran.
"Biasanya kami bisa memproduksi telur ayam hingga 100 kilogram per hari, tetapi sekarang hanta berkisar 50-75 kilogram per hari karena cuaca dingin dan hujan tiap hari," ujar Kasno,45, pemilik peternakan ayam petelur.
Naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok ini, selain karena akibat meningkatnya kebutuhan jelang Nataru, juga menurunnya produksi seperti diungkapkan Harjono,55, petani di Sumowono, Kabupaten Semarang, bahwa banyak petani tidak panen cabai karena hujan setiap hari.
"Biasanya bisa panen 30-50 kilogram per hari, sekarang kurang dari 10 kilometer," ungkapnya.
Menurut petani di Getasan, Kabupaten Semarang Suratno,40, banyak petani yang belum panen untuk beberapa jenis tanaman seperti cabai dan tomat, sehingga ketersediaan barang di pasar berkurang, karena untuk saat ini paling banyak adalah tanaman sayuran seperti kok, sawi, slobor, daun bawang hingga harga stabil.