Ilustrasi. Foto: MI
Annisa Ayu Artanti • 6 November 2023 19:29
Jakarta: Perlambatan konsumsi rumah tangga dinilai menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal tiga tidak menyentuh lima persen.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 sebesar 4,94 persen secara tahunan atau year on year (yoy), anjlok dari kuartal sebelumnya yang mencapai 5,17 persen yoy.
Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede membeberkan penyebab utama perlambatan pertumbuhan ekonomi adalah menurunnya konsumsi rumah tangga.
Hal itu terindikasi dari perlambatan laju penjualan ritel pada akhir kuartal III-2023 tercatat satu persen yoy dari akhir kuartal II-2023 sebesar 7,9 persen yoy.
Selain itu, laju pertumbuhan penjualan mobil baik wholesale dan ritel juga melambat pada kuartal III-2023 dengan masing-masing terkontraksi minus 12 persen yoy dan minus 8,8 persen yoy dari kuartal II-2023 yang tercatat tumbuh 5,8 persen yoy dan 1,9 persen yoy.
Baca juga: Resiliensi Ekonomi Indonesia Terjaga Berkat APBN si Instrumen Pengelola Syok
Sementara itu, investasi non bangunan juga cenderung melambat dengan terindikasi oleh penjualan alat berat pada kuartal III-2023 yang terkontraksi minus 14,2 persen yoy dari kuartal sebelumnya 4,1 persen yoy.
Penurunan laju penjualan alat berat dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas terutama batu bara di tengah perlambatan ekonomi global pada tahun ini.
"Angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini cenderung lebih rendah dari perkiraan," kata Josua dilansir Media Indonesia, Senin, 6 November 2023.