Sejumlah tank Israel bersiaga di dekat perbatasan Lebanon. (EPA)
Beirut: Kesepakatan gencatan senjata selama 60 hari yang ditengahi Amerika Serikat (AS) antara Israel dan Hizbullah mulai berlaku pada Rabu, 27 November 2024, pukul 04.00 waktu setempat. Jika kesepakatan ini bertahan, maka akan menjadi tonggak penting dalam perang antara Israel dan Hizbullah yang telah berlangsung selama 14 bulan di Lebanon.
Dalam kesepakatan ini, mengutip dari laman Guardian, pasukan Israel akan menarik diri sepenuhnya dari selatan Lebanon. Sementara Hizbullah akan memindahkan senjata beratnya ke utara Sungai Litani, sekitar 25 kilometer dari utara perbatasan.
Presiden AS Joe Biden menyambut kesepakatan "bersejarah" ini dan mengatakan bahwa kesepakatan ini dirancang untuk menjadi "penghentian permusuhan secara permanen.” Biden mengeluarkan pernyataan bersama dengan rekan sejawatnya dari Prancis, Emmanuel Macron, berjanji bahwa kedua negara akan bekerja sama dengan Israel dan Lebanon untuk memastikan kesepakatan ini "dilaksanakan dan ditegakkan sepenuhnya".
Militer Israel memperingatkan warga Lebanon yang terdislokasi dari selatan negara itu bahwa mereka tidak bisa kembali segera karena daerah tersebut masih merupakan area militer.
"Kami akan memberi informasi ketika aman untuk kembali ke rumah Anda," kata juru bicara militer Israel dalam sebuah unggahan di media sosial. Meski ketentuan gencatan senjata mengharuskan IDF menarik diri sepenuhnya dari selatan Lebanon dalam periode 60 hari, kemungkinan implementasinya tidak akan terjadi secara cepat.
Masa Depan Lebanon dan Gaza
Tentara Lebanon mengatakan pada Rabu pagi bahwa mereka sedang mempersiapkan untuk dikerahkan ke selatan negara itu. Penempatan ini sesuai dengan resolusi PBB 1701 – yang menjadi dasar gencatan senjata Israel-Hizbullah.
Resolusi ini mengharuskan penarikan pejuang Hizbullah ke utara Sungai Litani – sekitar 18 mil dari perbatasan Lebanon-Israel – dan penarikan pasukan Israel dari selatan Lebanon. Tentara juga meminta warga desa perbatasan untuk menunda kembali ke rumah mereka hingga militer Israel mundur.
Meski ada peringatan tersebut, aliran mobil yang membawa orang-orang yang terdislokasi dari selatan Lebanon dalam beberapa bulan terakhir mulai menuju ke selatan pada pagi hari Rabu setelah gencatan senjata mulai berlaku. Beberapa tembakan perayaan terdengar di sebagian wilayah pinggiran selatan Beirut. Warga bersorak gembira saat mereka memasuki Tyre, kota terbesar kedua di selatan Lebanon.
Penting bagi Israel, Hizbullah mencabut tuntutannya agar gencatan senjata di Lebanon bergantung pada berakhirnya pertempuran di Gaza. Kesepakatan Israel-Hizbullah ini tidak akan berdampak langsung pada pertempuran di Gaza, di mana upaya AS untuk menengahi gencatan senjata antara Israel dan Hamas belum membuahkan kesepakatan.
"Seperti halnya rakyat Lebanon berhak atas masa depan yang aman dan makmur, begitu juga rakyat Gaza," kata Biden dalam pidatonya pada hari Selasa.
Perang Israel-Hizbullah
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, mendukung gencatan senjata setelah kesepakatan tersebut disetujui oleh kabinet penuh. Ia mengatakan Israel akan mempertahankan "kebebasan militer penuh" dan akan merespons "dengan keras" jika Hizbullah melanggar kesepakatan tersebut.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, Netanyahu mengatakan ada tiga alasan untuk mengejar gencatan senjata: untuk fokus pada ancaman dari Iran; mengisi ulang persediaan senjata yang terkuras dan menyegarkan pasukan cadangan yang lelah; serta untuk mengisolasi Hamas.
Berita tentang kesepakatan gencatan senjata Israel-Hizbullah disambut oleh para pemimpin dunia. Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyerukan agar gencatan senjata ini diubah menjadi "solusi politik yang langgeng", menambahkan bahwa Inggris dan sekutunya akan terus berada di "garis depan upaya untuk memutus siklus kekerasan yang terus berlanjut" untuk mencapai perdamaian "jangka panjang dan berkelanjutan" di Timur Tengah. Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, menyebutnya sebagai "berita yang sangat menggembirakan".
Iran pada hari Rabu menyatakan bahwa mereka menyambut berakhirnya "agresi" Israel di Lebanon, setelah kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku antara Israel dan Hizbullah, kelompok bersenjata yang didukung secara finansial dan militer oleh Teheran. Iran mengulangi dukungannya untuk pemerintah Lebanon.
Serangan udara Israel terus mengguncang Beirut bahkan saat Biden mengumumkan kesepakatan gencatan senjata pada Selasa malam dan hingga jam terakhir sebelum gencatan senjata berlaku.
Setidaknya 3.823 orang tewas dan 15.859 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di Lebanon sejak Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan Lebanon pada hari Selasa. Angka terbaru ini mencakup 55 orang tewas dan 160 terluka hanya dalam serangan pada hari Senin saja, kata kementerian tersebut. (
Antariska)