Ekonomi Jepang. Foto: Unsplash.
Tokyo: Perekonomian Jepang tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 0,4 persen pada Oktober-Desember 2024 dibandingkan kuartal sebelumnya, lebih baik dari perkiraan awal yaitu kontraksi 0,4 persen.
Melansir
Business Times, Senin, 3 Maret 2024, revisi Produk Domestik Bruto (PDB) yang dirilis oleh Kantor Kabinet Jepang masih di bawah bila dibandingkan dengan perkiraan median ekonom yang memperkirakan kenaikan 1,1 persen.
Penyebab Jepang terhindar dari resesi
Data baru ini berarti perekonomian Jepang, yang kini terbesar keempat di dunia setelah Jerman, terhindar dari resesi teknis berkat belanja perusahaan yang lebih besar dari perkiraan untuk pabrik dan peralatan.
Pada basis kuartal-ke-kuartal, PDB tumbuh 0,1 persen dibandingkan dengan pertumbuhan awal sebesar 0,1 persen. Perkiraan median untuk kenaikan sebesar 0,3 persen.
Belanja modal meningkat sebesar dua persen kuartal-ke-kuartal, lebih baik dibandingkan penurunan awal sebesar 0,1 persen yang diumumkan pemerintah. Namun masih di bawah perkiraan median pasar yang memperkirakan kenaikan sebesar 2,5 persen.
Revisi ke atas terjadi di tengah meningkatnya ekspektasi pasar Bank of Japan akan menghapuskan suku bunga negatif pada awal bulan ini. Hal ini sebagian dipicu oleh komentar hawkish anggota dewan baru-baru ini Jepang bergerak menuju target inflasi bank sentral sebesar dua persen. BOJ dijadwalkan mengadakan pertemuan penetapan kebijakan selama dua hari pada 18-19 Maret 2024.
Konsumsi swasta menurun
Sementara itu, konsumsi swasta, yang menyumbang sekitar 60 persen perekonomian Jepang, turun 0,3 persen pada Oktober-Desember, sedikit lebih buruk dibandingkan penurunan perkiraan awal sebesar 0,2 persen.
Jepang mengalami penyusutan upah riil yang disesuaikan dengan inflasi pada Januari selama 22 bulan berturut-turut. Hal ini menyebabkan belanja rumah tangga tahun-ke-tahun pada bulan yang sama menandai penurunan terbesar dalam 35 bulan.