Thailand. Foto: Unsplash.
Bangkok: Indeks sentimen industri Thailand turun pada April, tertekan oleh melambatnya permintaan domestik, rencana kenaikan upah minimum pemerintah dan bencana kekeringan yang mengganggu industri pertanian.
Melansir
Channel News Asia, Rabu, 15 Mei 2024, Federasi Industri Thailand (FTI) mengatakan indeks sentimen industri turun menjadi 90,3 pada April dari 92,4 pada bulan sebelumnya.
FTI menyatakan ketidakpastian ekonomi telah mempengaruhi pengeluaran masyarakat sementara rencana kenaikan upah minimum akan meningkatkan biaya, terutama bagi usaha kecil.
FTI telah meminta pemerintah untuk menunda kenaikan upah karena sektor manufaktur masih lambat dan lebih dari 3,18 juta usaha kecil tidak mampu mengatasi biaya yang lebih tinggi.
Pemerintah berencana menaikkan upah minimum harian di seluruh negeri menjadi 400 baht (USD11) mulai Oktober tahun ini. Perdana Menteri Thailand Sretha Thavisin mengatakan langkah ini diperlukan untuk membantu pekerja dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Kelompok-kelompok bisnis telah menolak rencana upah tersebut, dengan mengatakan hal itu akan merugikan perekonomian dan daya saing, serta memicu inflasi.
Pariwisata Thailand
Di Tengah ancaman kekeringan, FTI mengatakan sektor pariwisata tetap menjadi faktor pendukung ekonomi Thailand.
Thailand menerima 13,16 juta wisatawan asing dari 1 Januari hingga 12 Mei, naik 39 persen dibandingkan tahun lalu, sedangkan wisatawan Tiongkok berjumlah sekitar 2,6 juta, menurut data pemerintah.
Pemerintah Thailand menargetkan jumlah pengunjung asing mencapai rekor tertinggi pada tahun ini, yakni 40 juta orang, setelah mencatatkan 28,15 juta kunjungan pada tahun lalu.