Ilustrasi PT Vale Indonesia Tbk. Foto: dok Vale Indonesia.
Fetry Wuryasti • 5 September 2024 16:10
Jakarta: CEO Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan keuntungan yang didapatkan perusahaan setelah sahamnya dimiliki secara mayoritas oleh BUMN, antara lain mendapatkan dukungan lebih dari pemerintah terkait sisi perizinan.
Untuk itu perusahaan berharap salah satu proyek jumbo mereka, yakni smelter Pelindian Asam Bertekanan Tinggi atau High Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas 120 ribu ton per tahun di Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, bisa lekas rampung.
Dia katakan, Jokowi terkesan dengan proyek smelter Pomalaa. Proyek tersebut menelan investasi Rp66,18 triliun, dan ditargetkan selesai pada 2026.
"Tentu diskusi dari sisi perizinan dan banyak hal. Dari pemerintah juga sangat excited ya, ada project kita yang di Pomalaa dengan Ford (Ford Motor Company) berharap bisa segera selesai," kata Febriany di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 5 September 2024.
Per Juli lalu, saham PT Vale Indonesia Tbk telah dimiliki mayoritas oleh Indonesia setelah holding BUMN tambang, MIND ID dengan kepemilikan saham sebesar 34 persen.
Dia tekankan keberhasilan Vale Indonesia adalah keberhasilan pemerintah dan membuat Indonesia bisa menjadi lebih baik. "Jadi dengan berpindahnya saham dan lebih banyak porsi pemerintah sebenarnya baik. Kita dapat dukungan lebih," kata Febriany.
Sedangkan untuk proyek smelter Blok Sorowako, di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, dijelaskan Febriany, akan dibangun pabrik HPAL, dengan progressing target selesai di 2026.
"Ini suatu model unik, karena ada automaker dari downstream masuk ke upstream, kita juga lakukan dari upstream masuk ke downstream. Jadi kita bersama-sama membangun supply chain (rantai pasok) ini," kata Febriany.
Sebab, pemerintah menitik beratkan agar Indonesia memanfaatkan sumber daya nikel untuk ev ecosystem (ekosistem kendaraan listrik). "Kita mau maju dan progresif dengan hal ini. Sumber daya yang besar ini untuk membangun ev ekosistem. Jadi ya kita akan bekerja sama dengan pemerintah untuk mencoba maju dan progresing dengan misi ini," kata Febriany.
| Baca juga: Jokowi: Pendapatan Negara Bertambah Rp158 Triliun Berkat Smelter |