Pasukan Israel kerap melakukan serangan ke warga Palestina. Foto: EFE-EPA
Fajar Nugraha • 1 March 2024 09:09
New York: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Jumat 1 Maret 2024 mengatakan, pembunuhan lebih dari 100 orang yang mencari bantuan kemanusiaan di Gaza adalah situasi yang memerlukan penyelidikan independen yang efektif.
Berbicara di St. Vincent and Grenadines menjelang pertemuan puncak regional, Guterres mengaku terkejut dengan episode terbaru perang dengan Israel. Pihak berwenang Palestina mengatakan lebih dari 30.000 warga sipil telah terbunuh sejak 7 Oktober.
Menanggapi pertanyaan tentang kegagalan resolusi Dewan Keamanan baru-baru ini yang mengupayakan gencatan senjata, Guterres mengatakan
“Memburuknya perpecahan geopolitik telah mengubah hak veto menjadi instrumen efektif yang melumpuhkan tindakan Dewan Keamanan,” ujar Guterres, seperti dikutip dari The Straits Times.
“Saya sangat yakin bahwa kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan dan kita memerlukan pembebasan sandera tanpa syarat dan segera dan kita harus memiliki Dewan Keamanan yang mampu mencapai tujuan ini,” kata Guterres.
Otoritas Kesehatan Gaza mengatakan, pasukan Israel menembak mati lebih dari 100 warga Palestina saat sedang menunggu pengiriman bantuan. Namun, menurut Israel bukan begitu kronologinya.
Dilansir dari AFP, sebanyak 112 orang tewas dan lebih dari 280 orang terluka.
Meski demikian, Israel mengatakan, kematian terjadi karena kerumunan orang mengepung truk bantuan. Menurut mereka, para korban terinjak atau tertabrak.
Angka kematian itu merupakan jumlah korban jiwa warga sipil terbesar dalam beberapa minggu terakhir. Hamas mengatakan, insiden itu dapat membahayakan perundingan di Qatar yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera Israel yang ditahannya.
Petugas medis di Gaza mengatakan mereka tidak mampu mengatasi banyaknya korban luka serius. Israel membantah pernyataan yang diberikan oleh para pejabat di Gaza yang dikuasai Hamas.