Rupiah Melemah Tipis ke Rp15.554/USD

Ilustrasi kurs rupiah. Foto: dok MI/Rommy Pujianto.

Rupiah Melemah Tipis ke Rp15.554/USD

Husen Miftahudin • 15 January 2024 10:04

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan tipis pada perdagangan awal pekan ini.

Mengutip data Bloomberg, Senin, 15 Januari 2024, rupiah hingga pukul 09.36 WIB berada di level Rp15.554 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun tipis empat poin atau setara 0,03 persen dari Rp15.550 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan, inflasi CPI AS tumbuh sedikit lebih besar dari perkiraan pada Desember 2023. Ditambah dengan tanda-tanda ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini, memberikan dorongan yang lebih kecil bagi The Fed untuk mulai memangkas suku bunga lebih awal.

"Namun para pedagang tampaknya telah meningkatkan taruhan mereka, The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada Maret, setidaknya menurut alat CME Fedwatch," jelas Ibrahim.

Alat tersebut menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang sebesar 70,2 persen untuk pemotongan sebesar 25 basis poin pada 2024, naik dari peluang 64,7 persen yang terlihat sehari yang lalu.

Taruhan untuk penurunan suku bunga lebih awal tetap ada bahkan ketika beberapa pejabat Fed menolak ekspektasi tersebut, mengingat inflasi masih tetap tinggi dan jauh di atas target tahunan bank sentral sebesar dua persen.

Selain itu, pasukan AS dan Inggris melancarkan serangkaian serangan terhadap kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman, sebagai tanggapan atas serangan kelompok tersebut terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Langkah ini juga menandai meluasnya perang Israel-Hamas, yang dipandang sebagai pendorong utama agresi Houthi baru-baru ini.

Di Asia, data ekonomi Tiongkok menunjukkan beberapa perkembangan positif. Data inflasi dan perdagangan Tiongkok mengisyaratkan beberapa tanda pemulihan di negara dengan perekonomian terbesar di Asia pada Desember. Inflasi CPI meningkat sedikit dari bulan ke bulan, sementara ekspor tumbuh lebih besar dari perkiraan.

"Namun negara ini masih menghadapi perjuangan berat untuk mencapai tingkat aktivitas ekonomi sebelum terjadinya covid-19, karena pemulihan ekonomi sebagian besar gagal terwujud pada 2023, meskipun langkah-langkah anti-COVID sudah dicabut," tutur Ibrahim.

Baca juga: Rupiah Melemah Tipis di Penutupan Perdagangan Akhir Pekan
 

Indeks penjualan riil terkerek tipis


Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) mencatat indeks penjualan riil (IPR) per Desember 2023 sebesar 217,9. Angka ini tumbuh 0,1 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Kinerja penjualan eceran pada Desember 2023 diperkirakan tetap kuat. Secara bulanan, penjualan eceran juga diprakirakan meningkat, dengan pertumbuhan sebesar 4,8 persen (month to month/mtm).

Sedangkan, kinerja seluruh kelompok diprakirakan meningkat, terutama pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, subkelompok sandang, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau.

"Hal ini sejalan dengan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan libur tahun baru yang meningkatkan permintaan dalam negeri, serta strategi potongan harga dari retailer," ungkap BI dalam siaran persnya.

Sedangkan pada November 2023, IPR tercatat tetap kuat sebesar 207,9. Angka ini secara tahunan tumbuh sebesar 2,1 persen yoy. Secara bulanan, penjualan eceran tetap tumbuh sebesar 0,2 persen mtm. Ini terutama ditopang oleh meningkatnya pertumbuhan kelompok suku cadang dan aksesori dan subkelompok sandang.

Sementara dari sisi harga, indeks ekspektasi harga umum (IEH) pada Februari dan Mei 2024 masing-masing sebesar 129,3 dan 132,4. Angka ini lebih rendah daripada IEH bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 133,1 dan 137,8.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami pelemahan.

"Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.530 per USD hingga Rp15.590 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)