Tesla. Foto: Unsplash.
Dallas: Elon Musk memiliki 20,5 persen saham di Tesla yang bernilai lebih dari USD120 miliar. Sebesar 20,5 persen saham tersebut merupakan peningkatan yang cukup besar dari 13 persen saham Musk di Tesla yang dilaporkan pada Mei 2023.
Namun jumlah ini sedikit di bawah 22 persen saham yang dimiliki Musk sebelum ia mulai menjual saham untuk mendanai pembelian Twitter senilai USD44 miliar.
Menurut pengajuan tersebut, dilansir
Business Insider, Jumat, 16 Februari 2024, saham Musk terdiri dari 411,06 juta lembar saham biasa Tesla, serta opsi untuk membeli 303,96 juta lembar saham yang dapat dilaksanakan dalam waktu 60 hari sejak 31 Desember.
Pengajuan SEC menunjukkan Musk tidak lama lagi akan mencapai 25 persen saham yang diinginkannya, karena ia ingin memiliki pengaruh lebih besar terhadap perusahaan agar dia tetap mendapat insentif untuk mengerjakan berbagai proyek di bawah merek Tesla, seperti robotika dan kecerdasan buatan.
"Saya merasa tidak nyaman menjadikan Tesla sebagai pemimpin di bidang AI dan robotika tanpa memiliki 25 persen kendali suara. Cukup untuk menjadi berpengaruh, namun tidak terlalu berpengaruh sehingga saya tidak bisa digulingkan," cuit Musk bulan lalu.
"Kecuali jika itu masalahnya, saya lebih memilih untuk membuat produk di luar Tesla," tegas dia.
Paket kompensasi jumbo
Kepemilikan besar Musk di Tesla sebagian didorong oleh paket kompensasinya pada 2018, yang sejak itu menghadapi tantangan di pengadilan. Paket pembayaran senilai USD55 miliar memberi Musk sebagian saham Tesla jika ia berhasil meningkatkan kapitalisasi pasar Tesla.
Kepemilikan Musk yang besar di Tesla, dikombinasikan dengan kepemilikannya di SpaceX dan X, menjadikannya orang terkaya di dunia, dengan kekayaan bersih lebih dari USD200 miliar, menurut data dari Bloomberg. Saham Tesla naik 2,3 persen pada perdagangan Kamis pagi.