NEWSTICKER

Ukraina Bersedia Terima Tiongkok Jadi Mediator Damai dengan Satu Syarat

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov. (EPA/RONALD WITTEK)

Ukraina Bersedia Terima Tiongkok Jadi Mediator Damai dengan Satu Syarat

Willy Haryono • 5 June 2023 12:15

Singapura: Ukraina bersedia menerima Tiongkok sebagai mediator perdamaian asalkan pemerintahnya bisa membuat Rusia menarik diri dari semua wilayah yang telah diduduki. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov sebagai tanggapan atas peran Tiongkok dalam menegosiasikan perdamaian perang.

"Beri saya bukti bahwa Rusia siap untuk hidup dalam koeksistensi damai dengan Ukraina. Sinyal pertama harus pembebasan penuh wilayah Ukraina. Biarkan mereka menunjukkan kepada kita isyarat niat baik dan menarik angkatan bersenjata mereka dari wilayah Ukraina," kata Reznikov, dikutip dari The Straits Times, Senin, 15 Juni 2023.

"Setelah itu, kami akan percaya negosiator ini memiliki pengaruh pada Rusia. Jika mereka tidak melakukannya, maaf, untuk apa (alasan) kita duduk dan membuang waktu kita?" lanjutnya.

Pernyataan Reznikov dilontarkan beberapa hari setelah utusan khusus Tiongkok menyelesaikan tur Ukraina, Rusia, dan ibu kota besar Eropa untuk menemukan kesatuan dalam rangka mengakhiri perang.

Dalam tur tersebut, utusan khusus Tiongkok untuk urusan Eurasia, Li Hui, menekankan pentingnya integritas teritorial semua negara. Namun, ia diam ketika ditanya apakah Tiongkok bakal mendorong Rusia untuk mengembalikan semenanjung Krimea dan sebagian Ukraina timur yang berada di bawah kendalinya kembali ke Kyiv.

Di sela-sela acara Shangri-La Dialogye yang baru saja selesai diadakan di Singapura, Reznikov sempat bertemu sebentar dengan rekan Tiongkoknya, Li Shangfu. Reznikov mengatakan Tiongkok tampaknya memiliki pengaruh atas Rusia, tetapi niatnya untuk terus maju tidak jelas.

"Persepsi saya adalah Tiongkok (telah menjadi) kakak laki-laki dan Rusia merupakan adik laki-laki. Kakak laki-laki dapat membujuk adik laki-laki untuk menghentikan perang berdarah ini," tuturnya.

Namun, itu lebih (tampak seperti) harapan ketimbang keyakinan," tambah Reznikov

Perang Rusia-Ukraina diperkirakan akan segera masuk ke fase yang menentukan. Ini ditandai dengan Ukraina siap untuk meluncurkan serangan balasan yang telah lama direncanakan terhadap pasukan Rusia dengan bantuan peralatan militer dari Barat.

Menhan Ukraina ragu dengan senjata nuklir Rusia

Maret lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan rencana untuk menempatkan senjata nuklir taktis di Belarus sebagai upaya untuk memperluas kemampuan dalam menyerang di sepanjang perbatasan timur NATO. Namun, Reznikov menepis klaim tersebut dan mengatakan itu hanya untuk menakut-nakuti.

"Saya yakin mereka (hanya) menggertak," sebutnya.

Reznikov juga meragukan kondisi persenjataan Rusia mengingat uji coba nuklir terakhir negara itu telah lebih dari 30 tahun yang lalu. Selain itu, Tiongkok dan India juga telah menarik diri dari penggunaan senjata nuklir.

Kekhawatiran yang lebih besar bagi dunia, kata Reznikov, seharusnya menjadi masalah keamanan di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, Zaporizhzhia, yang diambil alih oleh Rusia pada bulan Maret tahun lalu.

Ia memperingatkan itu bisa menyebabkan kehancuran yang jauh lebih buruk daripada bencana sebelumnya di Fukushima dan Chernobyl. Pasalnya, itu tidak dirawat dengan baik dan hanya digunakan untuk penembakan.

"Ini adalah ancaman serius bagi kita semua, tidak hanya untuk Ukraina dan Rusia," katanya.

Reznikov mengakui bahwa perang telah menyebabkan Ukraina kehilangan banyak warga negaranya. Namun, dia yakin bahwa kekalahan Rusia hanyalah masalah waktu.

"Saya benar-benar yakin bahwa kami akan memenangkan perang ini karena kami mendapat dukungan serius dari negara lain. Kami mendapat dukungan politik, ekonomi dan militer dari teman-teman kami. Kami akan memenangkan perang ini," ujarnya.

Setelah Rusia “dikalahkan”, lanjut Reznikov, Ukraina akan mencari reparasi atas kekejaman masa perang, membawa penjahat perang ke pengadilan, dan merencanakan masa depan.

"Kami akan membahas arsitektur keamanan berikutnya di dunia di mana Ukraina akan memiliki jaminan nyata atas kemerdekaan, kedaulatan, dan kemakmuran kami,” pungkas dia. (Arfinna Erliencani)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Metrotvnews.com

(Willy Haryono)