Ilustrasi digitalisasi. Foto: Dok. Medcom.id.
Candra Yuri Nuralam • 11 December 2025 18:39
Jakarta: Indonesia mesti bisa membaca perkembangan zaman untuk menjaga ketahanan bangsa. Saat ini, gangguan dalam kelangsungan negara bukan cuma teknis, melainkan juga kedaulatan digital.
“Ketahanan sebuah bangsa tidak hanya ditentukan oleh kekuatan yang tampak, tetapi juga, oleh pemikiran yang mampu mengantisipasi masa depan,” kata Kasdam III Siliwangi Brigjen TNI Agus Bhakti melalui keterangan tertulis, Kamis, 11 Desember 2025.
Agus telah meneliti soal pertahanan siber Indonesia untuk mengantisipasi ancaman dalam beberapa waktu ini. Analisa itu dikaitkan dengan peretasan pusat data nasional (PDN) beberapa waktu lalu.
Analisisnya menjelaskan bahwa pertahanan siber di Indonesia masih bersifat sektoral dan reaktif. Karenanya, pemetaan kemungkinan serangan di masa depan penting dilakukan.
“Indonesia belum memiliki defense postur siber yang utuh,” ucap Agus.
Kasdam III Siliwangi Brigjen TNI Agus Bhakti mendapatkan gelar doktor Ilmu Hubungan Internasional melalui sidang promosi doktor di Universitas Padjadjaran, Bandung. Foto: Metrotvnews.com/Candra Yuri Nuralam.
Analisis ini membuat Agus mendapatkan gelar doktor Ilmu Hubungan Internasional melalui sidang promosi doktor di Universitas Padjadjaran, Bandung. Pada hasil analisisnya dijelaskan bahwa cara untuk menjaga kedaulatan dan meningkatkan daya tangkal serangan siber adalah dengan mengikuti tren integrasi.
“Dalam ruang siber, ancaman bergerak secepat inovasi, hanya bangsa yang adaptif dan belajar lebih cepat yang dapat bertahan,” terang Agus.