Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Branda Antara
Achmad Zulfikar Fazli • 9 December 2025 21:49
Jakarta: Menteri Koordinator (Menko) Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan pembangunan infrastruktur di Sumatra yang terdampak bencana hidrometeorologi harus lebih baik, kuat, tangguh, dan berkelanjutan. Sehingga, bangunan itu dapat tahan bila kembali dilanda bencana.
“Tugas utama kita adalah membangun kembali, but don't just rebuild, build better, build stronger, more resilient, and more sustainable. Mengapa? Karena jangan sampai kemudian cepat, tapi kemudian kualitasnya juga tidak baik, sehingga juga pada akhirnya tidak tahan terhadap bencana alam,” kata AHY dalam agenda Balairung Dialogue 2025, di Jakarta, dilansir Antara, Selasa, 9 Desember 2025.
Dia menyampaikan bencana di wilayah barat Indonesia itu memberikan dampak terhadap 18 kabupaten/kota di Aceh, 18 kabupaten/kota di Sumatra Utara (Sumut), dan 16 kabupaten/kota di Sumatra Barat (Sumbar).
Hingga Senin, 8 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 961 jiwa meninggal, 234 jiwa hilang, 5 ribu jiwa terluka, dan 998,8 ribu jiwa mengungsi.
Secara keseluruhan, dampak bencana terhadap infrastruktur di 52 kabupaten tersebut mencakup kerusakan 1,2 ribu fasilitas umum, 199 fasilitas kesehatan, 534 fasilitas pendidikan, 420 rumah ibadah, 234 gedung/kantor, 435 jembatan, 259 akses terdampak, 163 akses terputus, 101 jalan terputus, dan 62 jembatan terputus.
Selain itu, kerusakan 156,5 ribu rumah dengan rincian 143.427 rusak berat, 2.298 rusak sedang, dan 10.808 rusak ringan.
Berdasarkan keadaan tersebut, AHY menekankan pentingnya segera dilakukan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana selagi saat ini masih dalam fase tanggap darurat bencana.
Saat berkunjung ke Sumut pada pekan lalu, AHY menyampaikan hasil rapat dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Teuku Faisal Fathani terkait urgensi menerapkan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk memudahkan proses evakuasi hingga pengiriman logistik.
“Kalau hujan masih berat, harus dipecah dulu atau digeser ke laut. Ini butuh operasi khusus BNPB bersama dengan BMKG,” ujar dia.
Baca Juga:
AHY: Biaya Perbaikan Infrastruktur Bencana di Sumatra Capai Rp50 Triliun |
