AS Hentikan Semua Permohonan Suaka dari 19 Negara Berisiko Tinggi

AS menghentikan seluruh aplikasi suaka dan permohonan imigrasi dari warga 19 negara berisiko tinggi. (Anadolu Agency)

AS Hentikan Semua Permohonan Suaka dari 19 Negara Berisiko Tinggi

Muhammad Reyhansyah • 3 December 2025 19:20

Washington: Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa, 2 Desember, menghentikan seluruh aplikasi suaka yang masih diproses serta permohonan manfaat imigrasi lainnya yang diajukan warga dari 19 negara yang dikategorikan berisiko tinggi. 

Kebijakan tersebut tertuang dalam memorandum baru yang dirilis oleh Badan Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi Amerika Serikat (USCIS).

Mengutip Anadolu Agency, Rabu, 3 Desember 2025, instruksi tersebut memerintahkan pejabat imigrasi untuk “menangguhkan semua Formulir I-589 (Aplikasi Suaka dan Penangguhan Pemulangan), tanpa memandang negara kewarganegaraan pemohon, selama peninjauan komprehensif berlangsung.” 

Memo itu juga mengarahkan petugas untuk “menangguhkan permohonan manfaat imigrasi yang masih diproses untuk warga negara yang tercantum dalam Proklamasi Presiden 10949, selama peninjauan menyeluruh dilakukan, tanpa memandang tanggal masuk.”

Selain menangguhkan aplikasi yang tengah berlangsung, kebijakan itu mewajibkan “peninjauan ulang menyeluruh terhadap permohonan yang telah disetujui” bagi pemohon dari 19 negara tersebut yang masuk ke wilayah AS pada atau setelah 20 Januari 2021.

Proses itu mencakup pemeriksaan keamanan lanjutan, termasuk kemungkinan wawancara ulang untuk memastikan seluruh risiko keamanan nasional dan keselamatan publik telah dinilai.

Proklamasi yang dimaksud dalam memo tersebut memberlakukan pembatasan masuk bagi warga Afghanistan, Myanmar, Chad, Republik Kongo, Guinea Khatulistiwa, Eritrea, Haiti, Iran, Libya, Somalia, Sudan dan Yaman, serta pembatasan sebagian bagi warga Burundi, Kuba, Laos, Sierra Leone, Togo, Turkmenistan dan Venezuela.

Langkah tersebut diumumkan setelah Presiden Trump dan Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem menyerukan pengetatan keras kebijakan imigrasi menyusul penembakan dua anggota Garda Nasional pekan lalu di Washington, D.C.

Tersangka penembakan, pria berusia 29 tahun berkewarganegaraan Afghanistan yang memperoleh status suaka pada April, diketahui masuk ke AS pada 2021 setelah penarikan pasukan Amerika dari Afghanistan yang berlangsung kacau. Menurut laporan media AS, ia pernah bekerja dengan sejumlah lembaga pemerintah AS, termasuk CIA.

Baca juga:  AS Akan Tangguhkan Proses Suaka untuk Waktu Lama usai Penembakan di Washington

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)