Janji Benahi Impor Baja dalam Setahun, Purbaya Ancam Bekukan Bea Cukai

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa pada acara Rapimnas Kadin 2025 di Jakarta. Foto: dok Istimewa.

Janji Benahi Impor Baja dalam Setahun, Purbaya Ancam Bekukan Bea Cukai

Husen Miftahudin • 2 December 2025 19:19

Jakarta: Ketua Umum Indonesian Society of Steel Construction (ISSC) atau Masyarakat Baja Konstruksi Indonesia Budi Harta Winata mengapresiasi respons tegas Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa soal banjirnya impor baja konstruksi dari Tiongkok dan Vietnam.

"Dulu industri ini dilindungi Pak, sekarang, impor baja konstruksi siap pasang sudah masuk hingga satu juta ton tahun ini. Perusahaan saya itu butuh sekitar 20 ribu ton untuk menghidupi seribu karyawan," ujar Budi saat bertemu Purbaya pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2025 di Jakarta, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 2 Desember 2025.

Dalam forum yang dihadiri para pelaku usaha dan pemangku kebijakan itu, Budi menyoroti kebijakan perdagangan yang memperlemah daya saing industri baja domestik. Ia menegaskan banjir produk konstruksi baja jadi dari luar negeri mempersempit ruang pasar bagi pabrikan nasional dan pelaku usaha lokal, terutama bengkel konstruksi baja hingga tenaga kerja pengelasan dalam negeri.

"Saat ini, banyak gudang, pabrik, pusat perbelanjaan dibangun menggunakan produk impor jenis tersebut, padahal sebelumnya dikerjakan oleh industri dalam negeri. Dulu kami menghidupi seribu karyawan, sekarang tinggal 70 orang," sambung Budi.

Budi memaparkan dampak kebijakan bea masuk nol persen untuk baja jadi impor asal Tiongkok dan Vietnam. Budi mengatakan kebijakan bea masuk nol persen untuk konstruksi baja jadi dari Tiongkok dan Vietnam membuat produsen nasional tersingkir di pasar sendiri.

"Level playing field hilang. Ini bukan soal proteksi, ini soal keadilan dan keberlanjutan industri strategis bangsa," ungkap Budi.

Menurut Budi, kebijakan bea masuk nol persen tidak diimbangi keringanan atau instrumen fiskal serupa bagi perusahaan lokal. Budi menyebut kondisi ini menciptakan efek domino, mulai dari penurunan utilisasi pabrik, ancaman PHK, hingga melemahnya rantai pasok di industri pendukung. "Kami mendukung pemerintah menangkap dan menyetop impor baja," tegas Budi.

Ia pun berterima kasih atas respons Purbaya yang akan mengambil tindakan tegas impor konstruksi baja. Budi pun siap menyerahkan laporan lengkap soal permasalahan industri baja nasional akibat dampak derasnya impor baja kepada Purbaya.
 

Baca juga: Pemerintah Didorong Ciptakan Pengusaha Baru di Industri Baja


(Ilustrasi pabrik baja. Foto: dok Krakatau Posco)
 

Sentil Bea Cukai, janji benahi impor baja


Dalam acara tersebut, Purbaya mengaku akan mendalami persoalan yang dikeluhkan pada pelaku industri konstruksi. Purbaya berjanji akan mencari segala cara dalam melindungi industri baja tanah air.

"Saya bukan ahli baja. Saya ingin mengerti, baja itu ada apa saja. Nanti laporkan ke saya masalahnya seperti apa? karena kalau saya tanya ke anak buah saya, bagus terus," ujar Purbaya.

Purbaya juga meminta ISSC memberikan laporan langsung terkait situasi di lapangan, termasuk kondisi di pelabuhan. Purbaya menilai pemerintah sejatinya tidak akan mengizinkan impor produk yang bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri.

"Kalau di dalam negeri sudah ada suplainya, ngapain kita buka impor?" tanya Purbaya.

Purbaya pun memperingatkan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) untuk bisa menyelesaikan persoalan impor berbagai produk, termasuk baja konstruksi. Purbaya memberikan tenggat waktu perbaikan satu tahun atau akan membekukan DJBC.

"Saya sudah ancam mereka. Kita perbaiki setahun ke depan. Kalau dalam setahun tidak beres, Bea Cukai betul-betul dibekukan. Sekarang masuk balpres baju-baju, nanti saya main ke baja. Ke depan bisa saya sidangkan, saya bereskan isu-isu di baja itu," kata Purbaya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Husen Miftahudin)