Presiden AS Donald Trump dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 30 November 2025 14:25
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan mengancam akan menggunakan kekuatan militer jika Presiden Venezuela Nicolas Maduro tidak bersedia mundur secara sukarela.
Ancaman tersebut disampaikan Trump dalam pembicaraan telepon dengan Maduro pekan lalu, menurut laporan kantor berita Wall Street Journal (WSJ) dengan mengutip sejumlah sumber yang mengetahui isi percakapan tersebut.
Sebelumnya, New York Times juga melaporkan bahwa Trump dan Maduro sempat berbicara lewat sambungan telepon pada akhir pekan lalu dan membahas kemungkinan pertemuan bilateral, meski belum ada rencana konkret yang disepakati.
Dikutip dari Antara, Minggu, 30 November 2025, sumber media itu menyebutkan bahwa pembicaraan tersebut turut dihadiri oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio.
Dalam percakapan tersebut, Trump menyampaikan bahwa apabila Maduro tidak bersedia mundur, Washington siap mempertimbangkan berbagai opsi lain, termasuk penggunaan kekuatan. Informasi ini disampaikan oleh sumber yang mengetahui langsung situasi tersebut.
Sabtu kemarin, Trump juga meminta seluruh maskapai penerbangan agar menganggap wilayah udara di atas dan sekitar Venezuela sebagai kawasan tertutup. Pemerintah AS berdalih bahwa kehadiran militernya di kawasan Karibia bertujuan untuk memerangi perdagangan narkoba.
September dan Oktober lalu, Washington beberapa kali mengerahkan kekuatan militer untuk menghancurkan kapal-kapal yang diduga membawa narkotika di lepas pantai Venezuela. Sementara itu, media NBC pada Kamis lalu melaporkan bahwa militer AS tengah menyiapkan sejumlah opsi operasi untuk menyasar jaringan perdagangan narkoba di wilayah Republik Bolivarian tersebut.
Pada 3 November, Trump bahkan menyatakan bahwa masa jabatan Maduro sebagai pemimpin Venezuela tinggal menghitung hari, meski ia menegaskan bahwa AS tidak berniat memulai perang terbuka terhadap negara tersebut.
Pemerintah Venezuela di Caracas menilai seluruh langkah tersebut sebagai provokasi serius yang berpotensi mengguncang stabilitas kawasan. Caracas juga menuding Washington telah melanggar kesepakatan internasional terkait status kawasan Karibia sebagai wilayah demiliterisasi dan bebas senjata nuklir.
Baca juga: Trump Klaim Ruang Udara Venezuela Ditutup Total, Maduro Bereaksi Keras