Persiapan peluncuran Satelit SATRIA-1 di Orlando, Florida, Amerika Serikat. MetroTV/Cicilia Sinabariba
Medcom • 17 June 2023 21:00
Jakarta: Satelit Republik Indonesia atau Satelit Satria-1 akan diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 18 Juni 2023 waktu setempat atau 19 Juni 2023 waktu Indonesia. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Usman Kansong menyebut Satelit Satria-1 akan menjadi bagian sejarah dalam peluncuran satelit untuk Indonesia utamanya perkembangan internet dan percepatan transformasi digital di Indonesia.
“Peristiwa pada tanggal 19 waktu indonesia adalah sejarah yang kesekian peluncuran satelit untuk Indonesia, sehingga sudah selayaknya seluruh masyarakat Indonesia mendukung dan mendoakan agar semua berjalan dengan lancar,” jelas Usman saat memberikan keterangan pers dalam persiapan peluncuran satelit Satria-1 di Orlando, Florida, Jumat, 16 Juni 2023.
Usman menjelaskan, kehadiran satelit ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan digital di Indonesia terutama kesenjangan antara masyarakat yang ada di wilayah perkotaan dengan masyarakat di wilayah 3T (terdepan, tertinggal, terluar).
“Tentu saja kita berharap dengan peluncuran satelit, kita mengurangi kesenjangan digital di indonesia dari sisi infrastruktur, karena salah satu tujuan peluncuran Satria-1 ini untuk pemerataan infrastruktur kita. Sering dikatakan no one left behind, jangan sampai ada orang Indonesia enggak bisa punya akses ke internet,” tambah Usman.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kemenkominfo, Wayan Toni Suprianto menjelaskan Satelit Satria-1 ini menjadi satelit multifungsi pertama yang dimiliki Pemerintah. Dimana sebelumnya, sejak tahun 1970-an dilakukan privatisasi atas sektor komunikasi dimana pemilik satelit adalah penyelenggara atau operator komunikasi itu sendiri.
Skema yang digunakan dalam kerjasama ini adalah Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU. Pemerintah dalam hal ini adalah Kominfo melalui Badan Aksesibilitas dan Telekomunikasi Informasi Kemenkominfo dengan PT. Pasifik Satelit Nusantara atau PT. PSN.
“Saat inilah kita sedang menunggu satelit multifungsi, satelit yang memang digunakan oleh pemerintah. Ini owner-nya adalah Pemerintah yaitu Kominfo dalam hal ini melaksanakan dalam skema KPBU seperti yang disampaikan bapak Plt. Menteri kemarin dari kantor Kominfo,” jelasnya.
Saat ini, satelit Satria-1 masih dikelola dan dikembangkan oleh PT. PSN, namun setelah 15 tahun, satelit ini akan diberikan sepenuhnya kepada Pemerintah dan menjadi milik Pemerintah.
Selanjutnya, setelah diluncurkan, Satelit Satria-1 diharapkan dapat menjangkau hingga 50 ribu titik layanan fasilitas publik di seluruh Indonesia khususnya daerah 3T, mulai dari sekolah, rumah sakit, kantor desa/kelurahan, dan fasilitas publik lainnya. Kapasitasnya untuk di tahap awal ini disebutkan baru di angka 10-gigabyte per second dari total 150 gigabyte per second.
“Baik jadi untuk kapasitas tahun ini memang kita yang tersedia di akhir tahun ketika mencapai slot orbit itu yang tersedia 10 Gbps. 10 Gbps ini kita akan manfaatkan untuk melayani sekitar 2000-3000 titik. Nah bagaimana pemenuhan total 50 ribu, ini dalam perencanaan awal sekurang-kurangnya dalam tiga tahun ke depan,” tambahnya.
Sebelumnya dalam riset yang dilakukan pada 2018 BAKTI Kominfo menargetkan dapat memenuhi titik layanan hingga 150.000 titik, namun seiring berjalannya waktu terjadi peningkatan kebutuhan internet masyarakat 4 kali lipat dari 1Mbps menjadi 4-5 Mbps. Hal ini menyebabkan terjadi penurunan jumlah titik layanan dengan harapan bisa memberikan kecepatan dan layanan maksimal bagi masyarakat dengan kecepatan yang baik. (Cicilia Sinabariba)