Ilustrasi Bank Indonesia. Foto: MI/Rommy Pujianto
Annisa ayu artanti • 3 October 2023 09:46
Jakarta: Bank Indonesia (BI) menilai rilis inflasi September 2023 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter.
Berdasarkan data BPS inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) September 2023 tercatat sebesar 0,19 persen (month to month/mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,28 persen (year on year/yoy), lebih rendah dari inflasi IHK bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,27 persen (yoy).
"Inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI dalam siaran pers, Selasa, 3 Oktober 2023.
Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen pada 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024.
Baca juga: RI Alami Inflasi 0,19% di September 2023
Inflasi inti tetap terjaga rendah
Inflasi inti pada September 2023 tercatat sebesar 0,12 persen (mtm), relatif stabil dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,13 persen (mtm).
Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh inflasi tarif pulsa ponsel dan biaya kuliah akademi/perguruan tinggi.
Secara tahunan, inflasi inti September 2023 tercatat sebesar 2,00 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 2,18 persen (yoy).
Inflasi kelompok volatile food meningkat
Kelompok
volatile food pada September 2023 mencatat inflasi sebesar 0,37 persen (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang deflasi sebesar 0,51 persen (mtm).
Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh inflasi pada komoditas beras dan daging sapi. Sementara itu, peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi telur ayam ras, aneka bawang, dan aneka cabai.
Secara tahunan, kelompok
volatile food mengalami inflasi sebesar 3,62 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2,42 persen (yoy).
Inflasi kelompok administered prices lebih tinggi
Kelompok
administered prices pada September 2023 mengalami inflasi sebesar 0,23 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,02 persen (mtm).
Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi bensin dan rokok kretek filter akibat penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi dan berlanjutnya transmisi kenaikan tarif cukai tembakau.
Sementara itu, peningkatan inflasi lebih lanjut tertahan oleh deflasi tarif angkutan udara seiring dengan normalisasi harga setelah berakhirnya periode libur sekolah.
Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices terus menurun menjadi 1,99 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,05 persen (yoy). Hal ini dipengaruhi oleh berakhirnya
base effect penyesuaian harga BBM bersubsidi tahun lalu.