Ilustrasi kekeringan. Dokumentasi/ Media Indonesia
Sumedang: Kabupaten Sumedang bersiap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan.
Perwakilan BMKG Jawa Barat, Yoga, mengingatkan Sumedang perlu kewaspadaan tinggi menjelang akhir tahun yakni pada November 2025-Januari 2026.
“Dari hasil analisis ini, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap risiko bencana kekeringan dan kebakaran hutan yang lazim terjadi di musim kemarau. Namun, masih ada juga potensi banjir dan tanah longsor akibat curah hujan," jelasnya.
Sekretaris Daerah Sumedang Tuti Ruswati menekankan pentingnya mitigasi bencana dan kolaborasi dari lintas sektor untuk menghadapi kondisi iklim dan potensi bencana yang terjadi.
Hasil prakiraan cuaca yang sudah disampaikan pihak BMKG harus dipecah sampai tingkat kecamatan sehingga bisa mengantisipasi dampak yang timbul.
“BPBD harus mensosialisasikan kepada masyarakat terhadap potensi dan mitigasi bencana. Setiap hari harus disampaikan kepada ke desa-desa sampai tingkat masyarakat,” ungkap Yoga.
Menurut dia dampak dari potensi bencana, terutama kekeringan harus segera diantisipasi oleh sektor pertanian dan peternakan agar mencegah terjadinya gagal panen.
Mitigasi bencana, tegasnya, menjadi tanggung jawab lintas sektoral, sehingga kolaborasi diperlukan untuk menghadapi potensi-potensi bencana di Kabupaten Sumedang.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumedang, Bambang Rianto, mengatakan masyarakat dapat melaporkan kejadian bencana alam maupun non alam melalui layanan kedaruratan bebas pulsa di nomor 112.