Menko bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra/Metro TV/Kautsar
Kautsar Widya Prabowo • 4 July 2025 17:20
Jakarta: Pemerintah Indonesia menghormati keputusan keluarga Juliana Marins, untuk melakukan autopsi ulang di Brasil. Jenazah pendaki asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani itu tiba di Brasil pada 1 Juli 2025.
"Bahwa kemudian keluarga korban meminta dilakukan autopsi ulang di Brasil untuk memastikan waktu kematian, Pemerintah RI mempersilakan dan menghormati keinginan tersebut," ujar Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan, Yusril Ihza Mahendra, dalam keterangan tertulis, Jumat, 4 Juli 2025.
Namun, Yusril memperkirakan hasil autopsi ulang tidak jauh berbeda, dengan hasil autopsi dari rumah sakit Denpasar, Bali. Jika, metodologinya mengikuti standar forensik yang sama.
"Secara teoritis, jika metodologi otopsi dilakukan mengikuti standar forensik yang sama, hasilnya tidak akan jauh berbeda," jelas Yusril.
Menurut Yusril, hasil otopsi sebelumnya telah menunjukkan bahwa Juliana Marins meninggal antara 15–30 menit setelah tubuhnya terhempas di bebatuan gunung. Dampaknya menyebabkan kerusakan organ dan patah tulang.
Baca: Menko Yusril Minta Hubungan RI-Brasil Dijaga Usai Insiden Juliana |