Camilan kekinian besutan UMKM Andini Fish & Food menembus pasar ekspor Hong Kong. Foto: Dok istimewa
Eko Nordiansyah • 9 May 2025 19:26
Jakarta: Inovasi kuliner lokal nyatanya mampu menembus pasar global. Berbekal pendampingan dan pelatihan dari program Pertamina UMK Academy 2024 kelas Go Digital, produk camilan kekinian besutan UMKM Andini Fish & Food, milik Siti Nurjanah asal Kecamatan Tawang, Tasikmalaya, sukses menembus pasar global.
Inspirasi bisnis camilan kriuk kekinian berbahan ikan ini muncul pada 2019. Berawal dari keprihatinan Siti Nurjanah terhadap ikan hasil budidaya sang suami yang kerap terbuang lantaran ukurannya terlalu kecil sehingga tak laku dijual. Ikan-ikan yang biasanya terbuang dan dianggap limbah itu kemudian disulapnya menjadi camilan renyah berbagai rasa.
Inovasi ini berbuah manis. Produknya mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan. Bahkan, camilan ini bisa menjadi pilihan buat anak-anak yang tak suka mengonsumsi ikan.
"Anak-anak kan sering susah makan ikan. Nah, waktu saya bikin versi rasa keju dan pedas, anak-anak dan remaja justru pada suka. Untuk ibu-ibu muda, saya juga menyediakan varian lada hitam. Bahkan ada juga permintaan rasa cokelat," ungkap Siti dikutip, Jumat, 9 Mei 2025.
Melalui teknik pembersihan, pembumbuan, dan penggorengan khusus camilan ikan ini tidak berbau amis, memiliki tekstur yang renyah, dan mampu bertahan hingga satu tahun tanpa bahan pengawet. Untuk menambah keyakinan konsumen dalam mengonsumsi produk ini, camilan kriuk asal kampung ini telah mengantongi sertifikat halal.
Di sisi pemasaran, Siti mengandalkan jaringan reseller lokal dari Tasikmalaya dan sekitarnya. Setelah mengikuti program UMK Academy 2024 dan Pertamina SMEXPO di Bandung, ia berhasil menambah lima reseller aktif.
“Sebagian besar pesanan berasal dari konsumen yang merupakan pengusaha travel haji dan umrah karena produknya awet dan praktis,” jelas Siti.
Andini Fish & Food juga terus mengembangkan jangkauan pemasaran ke berbagai kota seperti Jakarta, Depok, dan Surabaya, serta menjajaki pasar Lampung dan Kalimantan, meski masih menghadapi tantangan logistik. Selain pasar lokal, usahanya telah menembus pasar internasional, ditandai dengan ekspor perdana sebanyak 500 bungkus ke Hong Kong.
Baca juga:
Selama April 2025, Business Matching UMKM Tembus Rp722,76 Miliar |