Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana. Metrotvnews.com/Fachri Audhia Hafiez.
M. Iqbal Al Machmudi • 14 May 2025 22:35
Jakarta: Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan penjelasan kasus siswa keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bogor, Jawa Barat. Kasus keracunan terjadi di Satuan Pelayanan Pengelolaan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani yang merupakan salah satu proyek percontohan BGN, yaitu kantin sekolah dijadikan menjadi SPPG.
Bosowa Bina Insani dipilih karena memiliki fasilitas kantin sudah sangat memadai, besar, bersih, dan lain-lain. Sehingga BGN menjadikan menjadi SPPG untuk menjawab bahwa ada sekolah yang bisa menjalankan SPPG.
"Pengiriman makanan sangat mudah karena in-house. Kemudian MBG dengan kantin sekolah bisa bersinergi dan itu sudah berlangsung sejak 6 Januari 2025. Jadi sudah mulai dari awal, ini menjadi proyek percontohan dan sejauh ini baik-baik saja," kata Dadan dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 14 Mei 2025.
Ia menyebut kejadian keracunan di Bogor berbeda dengan kejadian di Cianjur, Sukuharjo, Bandung, atau Tasikmalaya. Di tempat lain, konsumsi makan pada pagi atau siang hari maka reaksinya akan terjadi di sore hari.
Sehingga bila siswa perlu ditangani rawat inap bisa segera dilakukan dan dalam sehari atau dua hari sudah sembuh.
"Sementara kasus di Bogor reaksinya lambat, makan hari Selasa, reaksinya baru diketahui hari Rabu dan peningkatan yang mengeluhnya justru terjadi di Kamis dan Jumat. Jadi ini sesuatu yang sangat berbeda," ungkap dia.
Baca juga:
Makanan MBG di Bogor Terbukti Tercemar E-Coli dan Salmonella |