Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono mengecek saluran pembungan limbah di dapur SPPG untuk MBG di Husein Sastranegara Bandung, Jawa Barat, Selasa, 23 September 2025. Metrotvnews.com/ Roni Kurniawan
Roni Kurniawan • 23 September 2025 15:16
Bandung: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah berjalan di berbagai wilayah Indonesia tidak hanya memberi manfaat gizi bagi masyarakat, tetapi juga memunculkan tantangan baru berupa pengolahan sampah dari dapur penyedia menu. Bahkan setiap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk MBG rata-rata menghasilkan 10 kilogram sampah.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup, Diaz Hendropriyono, mengatakan pengolahan sampah dari dapur SPPG harus menjadi perhatian. Pasalnya sampah tersebut bisa menjadi masalah di wilayah dapur SPPG terutama limbah.
"Biasanya tiap dapur menghasilkan sekitar 10 kilo, tergantung menunya. Dengan memilah lebih dulu, itu sudah merupakan langkah yang sangat baik. Sampah bisa ditaruh di komposter, dibiarkan beberapa waktu, lalu air lindinya bisa digunakan untuk menyiram tanaman, sementara sisanya menjadi kompos," kata Diaz saat meninjau dapur SPPG di Husein Sanstranegara Bandung, Selasa, 23 September 2025.
Diaz menjelaskan penggunaan komposter merupakan solusi sederhana namun efektif untuk mengurangi timbunan sampah organik dari dapur MBG. Selain dapat menghasilkan pupuk kompos, cairan lindi yang dihasilkan juga bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman sehingga kembali ke siklus alam.
"Komposter ini dalam beberapa tahun bisa tersebar lebih banyak, tentu tergantung anggaran. Yang jelas, kami siap membantu dan memberikan pendampingan serta kolaborasi apapun untuk SPPH yang ada di Indonesia," jelas Diaz.
Diaz mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) saat ini juga telah menyalurkan komposter ke sejumlah dapur penyelenggara MBG sebagai langkah awal dalam pengelolaan sampah. Selain itu, lanjut Diaz, KLH membuka peluang dukungan lebih lanjut, termasuk fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
"Kali ini kami mendukung dengan memberikan komposter. Komposter ini bisa digunakan oleh dapur SPPG sehingga nanti pengolahan sampahnya bisa lebih tertata dengan baik. Kami tentunya siap mendukung program ini dan memberikan pendampingan untuk pengelolaan limbah atau IPAL yang lebih baik dari KLH. Salah satunya dengan memberikan komposter, dan mungkin suatu saat, jika ada rejeki lebih di KLH, kami bisa juga memberikan IPAL," ungkap Diaz.
Sementara Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kolonel Nav MD Irman Fathurrahman, menegaskan dukungan terhadap program MBG juga datang dari TNI Angkatan Udara. Irman mengaku, pihaknya ikut memastikan makanan yang disalurkan melalui program gizi nasional ini dalam kondisi bersih, segar, dan layak konsumsi.
"TNI Angkatan Udara sebetulnya mendukung program pemerintah dalam gizi nasional ini dan memastikan makanan diterima oleh penerima manfaat dalam keadaan bersih, segar, sehingga betul-betul sesuai dengan apa yang diinginkan pemerintah," ujar Irman.