6 Momen Paling Mengejutkan dalam Sejarah Sidang Majelis Umum PBB

Ilustrasi Sidang Majelis Umum PBB. (United Nations)

6 Momen Paling Mengejutkan dalam Sejarah Sidang Majelis Umum PBB

Riza Aslam Khaeron • 24 September 2025 08:36

Jakarta: Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNGA) ke-80 pada Selasa, 23 September 2025 kembali menghadirkan momen tak terlupakan ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara terbuka menyerang PBB, menyerukan penutupan perbatasan dunia, hingga mengecam negara-negara NATO yang masih membeli minyak Rusia.

Namun, momen seperti ini bukanlah hal baru di forum global tersebut.

Sejak pertama kali diselenggarakan pada 1945, UNGA telah menjadi panggung bagi berbagai pemimpin dunia untuk menyampaikan pidato yang tak hanya diplomatis, tetapi juga kontroversial, dramatis, bahkan di luar nalar. Dari serangan verbal hingga aksi teatrikal, inilah enam momen paling mengejutkan sepanjang sejarah UNGA.
 

1. Muammar Gaddafi Berbicara Lama Sampai Penerjemah Pingsan (2009)


Foto: Gaddafi berpidato di Sidang Majelis Umum PBB. (Jason Szenes/EPA)

Kolonel Muammar Gaddafi, pemimpin Libya yang baru pertama kali hadir di UNGA meski telah berkuasa selama 40 tahun, tampil mencolok dengan pidato selama 90 menit, jauh melampaui batas 15 menit yang ditentukan. Ia memulai dengan tuntutan agar Afrika mendapatkan kursi tetap di Dewan Keamanan, sebelum kemudian menyerang struktur PBB secara keseluruhan.

Gaddafi menyebut Dewan Keamanan sebagai bentuk "feodalisme politik" dan menyarankan dewan tersebut merubah nama menjadi "Dewan Teror"

Di atas mimbar hijau marmer, Gaddafi mengangkat Piagam PBB lalu tampak merobeknya, sambil menyatakan bahwa ia tidak mengakui otoritas dokumen tersebut.

Aksinya mengejutkan para delegasi dan bahkan dikritik oleh juru bicara PBB sebagai tindakan yang “tidak dapat diterima.”

Selain itu, Gaddafi juga menyuarakan teori konspirasi tentang flu babi sebagai senjata biologis, mendukung hak Taliban membentuk emirat Islam, dan mengusulkan agar markas besar PBB dipindahkan ke Libya karena para pemimpin dunia harus menderita jet lag dan ancaman keamanan Al-Qaida di New York.

Ia juga mengusulkan agar Israel dan Palestina dijadikan satu negara bernama Isratine.

Penerjemah pidato Gaddafi hanya dapat menerjemahkan selama 75 menit sampai akhirnya menyatakan kepada para hadirin "saya tidak bisa melakukannya lagi" dan kemudian pingsan.
 

2. Fidel Castro Bikin Rekor Pidato Terpanjang (1960)

Pada 26 September 1960, pemimpin Kuba Fidel Castro menyampaikan pidato sepanjang 4 jam 29 menit, menjadikannya pidato terpanjang dalam sejarah UNGA. Ia mengecam imperialisme Amerika Serikat, menyebut badan-badan internasional bias, dan menyampaikan pandangan revolusioner Kuba secara terus-menerus tanpa jeda.

Ia juga menuding AS sebagai pelaku kolonialisme ekonomi dan menyindir kebijakan luar negeri mereka.
 

3. Benjamin Netanyahu dan Bom Kartun (2012)


Foto: Benjamin Netanyhu memegang diagram bom ala Looney Toones. (via The Seattle Times)

Pada 27 September 2012, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membawa gambar bom kartun ala Looney Toones lengkap dengan sumbu menyala dan menggambar garis merah besar di atasnya untuk mengilustrasikan program nuklir Iran.

Dengan gambar tersebut, ia menyampaikan bahwa Iran telah mencapai 70% dari kapasitas pengayaan uranium menuju senjata nuklir, dan bahwa “garis merah” dunia harus ditarik di ambang 90%.

Namun, alih-alih mendorong negara-negara lain untuk ikut bertindak menghadapi program nuklir Iran, momen tersebut menjadi meme viral di Internet.


Sumber: Istimewa.

Visual ini langsung jadi sorotan global dan dijuluki Bibi Bomb oleh media internasional. Meski banyak yang mengejek—termasuk Jon Stewart yang menyamakannya dengan bom kartun ala Wile E. Coyote—Israel menganggap pidato berhasil menarik perhatian dunia terhadap isu nuklir Iran.

“Semua orang membicarakan ini—dan itu artinya pidatonya berhasil,” ujar Deputi Menlu Israel saat itu.
 

4. Donald Trump Ditertawakan Dunia (2018)


Foto: Presiden AS, Donald Trump. (JUSTIN LANE /PAP/EPA)

Pada Sidang Umum PBB tahun 2018, Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengejutkan dunia dengan menyatakan bahwa pemerintahannya telah mencapai lebih banyak dari hampir semua pemerintahan dalam sejarah Amerika Serikat hanya dalam waktu dua tahun. 

"Dalam waktu kurang dari dua tahun, pemerintahan saya telah mencapai lebih banyak dari hampir pemerintahan mana pun dalam sejarah negara kami," ucapnya

Pernyataan tersebut langsung memicu gelak tawa dari para delegasi dunia. Trump tampak tak menyangka.

"Saya tidak menyangka reaksi itu, tapi tidak apa-apa," ucapnya.

Momen tersebut menjadi viral dan menjadi bahan pemberitaan luas. Banyak pihak menilai bahwa Trump—yang selama kampanye kerap menyatakan bahwa dunia “menertawakan Amerika”—akhirnya justru menjadi sosok yang ditertawakan di panggung internasional.

Menanggapi pertanyaan media di hari yang sama, Trump berandil bahwa pernyataannya, "memang dimaksudkan untuk memancing tawa."
 

5. Mahmoud Ahmadinejad Tuduh AS Soal 9/11 (2010)


Foto: delegasi-delegasi Uni Eropa keluar dari sidang ketika Presiden Iran berpidato. (Laurent Gillieron / EPA)

Pada 23 September 2010, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengejutkan Majelis Umum PBB dengan menyampaikan tuduhan konspiratif terkait serangan 11 September 2001.

Di hadapan para pemimpin dunia, ia menyatakan bahwa ada tiga teori yang berkembang soal serangan tersebut, dan “mayoritas rakyat Amerika serta banyak negara lain percaya bahwa serangan itu didalangi oleh elemen-elemen dalam pemerintahan AS sendiri untuk menyelamatkan perekonomian mereka dan memperluas hegemoni di Timur Tengah.”

Pernyataan ini langsung memicu Delegasi dari Amerika Serikat, seluruh negara Uni Eropa, Australia, Kanada, serta beberapa negara lainnya berdiri dan meninggalkan ruangan secara serentak sebagai bentuk protes.

Mereka menilai tuduhan tersebut tidak hanya tidak berdasar, tetapi juga mencemari forum internasional yang seharusnya menjadi tempat diplomasi dan kerja sama.
 

6. Hugo Chávez: “Masih Bau Belerang” (2006)

Pada 20 September 2006, Presiden Venezuela Hugo Chávez tampil di podium UNGA dengan pidato yang langsung menggegerkan dunia.

Ia memulai dengan mengangkat tangannya, mencium udara, dan berkata: “Setan datang ke sini kemarin. Tempat ini masih bau belerang.”

Pernyataan tersebut ditujukan kepada Presiden Amerika Serikat George W. Bush, yang berbicara di forum yang sama sehari sebelumnya dikarenakan kebijakan luar negerinya yang tidak populer, terutama keputusannya untuk memulai perang Irak sejak tahun 2023.

Chávez kemudian menyilang dirinya dengan gerakan salib, dan menyebut Bush sebagai “iblis yang sedang bicara seolah-olah ia memiliki dunia.” Ia menuduh Presiden AS sebagai representasi imperialisme, perusak perdamaian dunia, dan menyamakan kebijakannya dengan Hitler.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)