Pemerintah Harap Kesepakatan dengan AS Bisa Bikin Daya Saing RI Melejit

Ilustrasi. Foto: dok Metrotvnews.com

Pemerintah Harap Kesepakatan dengan AS Bisa Bikin Daya Saing RI Melejit

M Ilham Ramadhan Avisena • 24 July 2025 20:46

Jakarta: Upaya negosiasi dengan Amerika Serikat bukan sesuatu yang mudah. Delegasi Indonesia kerap mengerutkan dahi dalam proses lobi penurunan tarif timbal balik (resiprokal) yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump.
 
Angka final di 19 persen untuk produk Indonesia masuk ke AS juga disebut jauh lebih baik dibanding negara setingkat lainnya. Tanpa pemangkasan tarif, atau tetap bertahan di 32 persen, satu juta tenaga kerja di sektor padat karya dalam negeri terancam kehilangan pekerjaannya.
 
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta. Indonesia mengharapkan adanya dampak positif nyata dari kesepakatan tersebut.
 
"Indonesia sendiri berharap perjanjian dengan Amerika akan meningkatkan daya saing, meningkatkan inovasi, R&D, capacity building, karena itu yang akan diberikan oleh Amerika," jelas Airlangga, Kamis, 24 Juli 2025.
 
Selain itu, kesepakatan dagang Indonesia dengan AS juga diharapkan mampu memacu geliat ekonomi digital di dalam negeri. Sebab, beberapa perusahaan asal Negeri Paman Sam juga telah berkomitmen untuk berinvestasi di sektor pusat data di Indonesia.
 

Baca juga: Ini Produk-produk AS yang Bebas TKDN, Enggak Semuanya!


(Ilustrasi bendera Indonesia dan Amerika Serikat. Foto: bskdn.kemendagri.go.id) 
 

Genjot interkoneksi antarpulau hingga logistik

 
Kesepakatan dagang dengan Washington juga diharapkan mampu meningkatkan interkoneksi antarpulau dan peningkatan logistik di dalam negeri. "Tentu interkoneksi antarpulau kita memerlukan banyak pesawat. Dan tentu salah satu selain yang bisa disediakan salah satunya dari Boeing agar kargo juga bisa berjalan," tutur Airlangga.
 
"Tentunya trade ini akan diikuti oleh investasi. Jadi trade, investasi, services, dan jasa keuangan ini yang menjadi objektif Bapak Presiden Prabowo mengapa beliau memutuskan dengan Presiden Trump (Indonesia) menjadi salah satu yang terendah bagi negara yang Amerika-nya defisit," kata Airlangga menambahkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)