Ilustrasi. Foto: Dok MI
Naufal Zuhdi • 10 April 2025 19:56
Jakarta: Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menjelaskan, rencana penghapusan kuota impor seperti disampaikan Presiden Prabowo Subianto. Ia menegaskan, penghapusan kuota komoditas impor bertujuan memutus rantai harga yang membuat end-user kerap kali mendapatkan harga tinggi.
"Supaya tidak panjang rantai harganya. Kalau nanti orang dikasih kuota, dikasih kuota dia jualan lagi, dijual lagi, baru end-user-nya tuh mungkin turunan ketiga keempat kan artinya ada penambahan harga. Nah di situ dianggap tidak efisien," ucap Sudaryono saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Pangan, Jakarta, Kamis, 10 April 2025.
Kendati demikian, meskipun kuota komoditas impor dihapus, pemerintah tetap menegaskan bahwa swasembada pangan tetap menjadi tujuan utama.
"Sebisa mungkin, barang, baik itu pangan maupun yang lain sebisa mungkin kan kita bisa produksi dalam negeri. Kuota itu maksudnya gini, contoh, misalnya butuh impor daging beku, yang butuh industri, ya sudah industri saja yang impor. Tidak perlu ada pihak tertentu dikasih kuota, kemudian dia (pihak tertentu) yang mengatur jumlahnya kemudian dikasih hak khusus, itu yang menurut pak Presiden tidak adil," bebernya.
Nantinya, lanjut Sudaryono, pengusaha ataupun asosiasi yang ingin mengajukan permintaan untuk impor, mereka bisa langsung mengajukan permintaan tersebut ke pihak Kementerian Pertanian (Kementan) maupun Kementerian Perdagangan (Kemendag).
"Sehingga efisien, sehingga harga pangan kita khusus yang impor turun, masyarakat bisa menikmati protein dengan harga yang lebih rendah. Bukan berarti (impor) dibuka seluas-luasnya kemudian industri yang di dalam negeri mati, tidak begitu. Kita tetap harus swasembada, yang bisa diproduksi di dalam negeri, kita produksi di dalam negeri," tegas dia.
Baca juga:
Hati-hati! Penghapusan Kuota Impor Harus Realistis |