Hamas mendampingi tahanan Palestina yang dibebaskan Israel. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 4 February 2025 11:06
Islamabad: Pakistan menjadi satu dari empat negara yang setuju untuk menampung tahanan Palestina yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang dicapai antara Israel dan Hamas.
Fase gencatan senjata awal selama enam minggu yang mengakhiri perang selama 15 bulan mencakup penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza tengah dan pengembalian warga Palestina yang mengungsi ke Gaza utara.
Di antara komponen utama kesepakatan tersebut adalah bahwa Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel, termasuk semua wanita (tentara dan warga sipil), anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina untuk setiap sandera sipil dan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara wanita Israel yang dibebaskan Hamas.
“Gerakan (Hamas) saat ini tengah berunding dengan beberapa negara untuk mendapatkan persetujuan menampung tahanan yang dibebaskan,” kata kantor berita Palestina itu dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Senin, mengutip seorang ‘pejabat senior Hamas’.
“Negara-negara yang telah setuju untuk menerima mereka sejauh ini termasuk Turki, Qatar, Pakistan, dan Malaysia,” sebut laporan tersebut, yang dikutip dari Arab News, Selasa 4 Februari 2025.
Laporan itu mengatakan, 99 tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel telah dideportasi ke Mesir, dengan 263 orang diperkirakan akan dibebaskan setelah tahap pertama proses pembebasan selesai. Dikatakan bahwa 15 tahanan Palestina diperkirakan akan tiba di Turki pada hari Selasa dari ibu kota Mesir, Kairo.
Hamas juga tengah berunding dengan Aljazair dan Indonesia untuk menampung tahanan sementara Tunisia menolak menjadi tuan rumah, kantor berita itu melaporkan.
Laporan Quds Press muncul di tengah negosiasi yang akan dimulai besok, Selasa, mengenai kesepakatan untuk tahap kedua kesepakatan, yang akan membebaskan sandera Israel yang tersisa dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Wilayah Palestina –,meliputi Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur,– telah diduduki oleh Israel sejak 1967.
Perang terbaru dimulai setelah sekitar 1.200 warga Israel tewas dan 251 orang dibawa ke Gaza sebagai sandera ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023. Serangan itu memicu serangan militer besar-besaran Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 61.709 warga Palestina, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.
Perang itu juga telah menyebabkan kerusakan yang meluas di wilayah yang padat penduduk itu, di mana ribuan sekolah, rumah, dan rumah sakit telah dihancurkan oleh pengeboman Israel yang tiada henti.