Krisis Keuangan UNRWA Memburuk di Tengah Kebijakan Trump

UNRWA berupaya tetap menjalankan layanan dasar bagi pengungsi Palestina di wilayah Palestina. (Anadolu Agency)

Krisis Keuangan UNRWA Memburuk di Tengah Kebijakan Trump

Willy Haryono • 5 February 2025 14:05

Jenewa: Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan bahwa kondisi keuangan mereka saat ini berada dalam situasi yang sangat buruk dan diperkirakan akan semakin memburuk.

Hal ini terjadi di tengah kebijakan Amerika Serikat (AS) yang menangguhkan pendanaan bagi lembaga tersebut, menyusul keputusan Presiden Donald Trump untuk memperpanjang penghentian bantuan keuangan.

Dalam konferensi pers di Jenewa pada Selasa, 4 Februari 2025, Direktur Komunikasi UNRWA, Juliette Touma, menyoroti tantangan besar yang dihadapi lembaganya akibat keterbatasan dana yang semakin parah dalam beberapa bulan terakhir.

"Kami akan memberikan tanggapan setelah perintah eksekutif benar-benar diterbitkan. Namun, yang bisa saya sampaikan saat ini adalah bahwa kondisi keuangan UNRWA sangat buruk. Situasi ini memburuk dalam beberapa bulan terakhir dan diprediksi akan terus memburuk di masa mendatang," kata Touma, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu 5 Februari 2025

Ia juga mengakui bahwa kondisi keuangan yang tidak stabil membuat UNRWA kesulitan dalam merencanakan langkah jangka panjang.

"Kami memang masih bisa membayar gaji pegawai pada bulan Januari, tetapi untuk kedepannya, situasinya sangat sulit diprediksi," tambahnya.

UNRWA mengalami pemangkasan dana signifikan sejak Amerika Serikat, di bawah pemerintahan Joe Biden, menangguhkan pendanaannya di tahun 2024.

Krisis di Tepi Barat

Di tengah krisis keuangan, UNRWA berupaya tetap menjalankan layanan dasar bagi pengungsi Palestina di wilayah pendudukan, termasuk di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Menurut Touma, lembaga tersebut masih berusaha menyediakan layanan pendidikan dan perawatan kesehatan primer sejauh kondisi memungkinkan.

Seiring meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, situasi di kamp pengungsi Jenin semakin memburuk. Touma melaporkan bahwa sebagian besar kamp tersebut telah hancur akibat serangkaian ledakan terkendali yang dilakukan oleh pasukan keamanan Israel.

"Sebagai dampak dari peristiwa ini, seluruh 30.000 penduduk kamp telah mengungsi hingga Selasa pagi," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa warga Jenin telah mengalami penderitaan yang sangat berat akibat konflik yang terus berlanjut. Kamp Jenin memang sering menjadi pusat ketegangan dalam konflik Israel-Palestina, dengan serangan militer yang kerap terjadi.

Eskalasi terbaru di kawasan ini semakin memperburuk situasi, terutama setelah meningkatnya operasi militer Israel di Tepi Barat sejak pecahnya perang di Gaza. (Muhammad Reyhansyah)

Baca juga:  Trump Resmi Tarik AS dari Dewan HAM PBB dan Setop Pendanaan UNRWA

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)