Pemberontak M23 bertempur dengan pasukan pemerintah RD Kongo dalam beberapa pekan terakhir. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 1 February 2025 08:21
New York: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan setidaknya 700 orang tewas dalam pertempuran sengit di Goma, kota terbesar di bagian timur Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), sejak hari Minggu pekan lalu.
Mengutip dari BBC, Sabtu, 1 Februari 2025, Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan 2.800 orang terluka, saat pemberontak M23 - yang didukung Rwanda - merebut ibu kota provinsi Kivu Utara.
Para pemberontak kini dilaporkan bergerak ke selatan menuju Bukavu, ibu kota Kivu Selatan.
Konflik di RD Kongo timur bermula pada 1990-an, tetapi telah meningkat pesat dalam beberapa pekan terakhir.
M23, yang terdiri dari etnis Tutsi, mengatakan mereka berjuang untuk hak-hak minoritas, sementara pemerintah RD Kongo mengatakan pemberontak yang didukung Rwanda itu berusaha menguasai kekayaan mineral yang melimpah di wilayah timur.
Pada hari Jumat, Dujarric mengatakan jumlah korban berasal dari penilaian yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) beserta para mitranya dan pemerintah RD Kongo, antara hari Minggu dan Kamis.
Juru bicara PBB juga memperingatkan jumlah korban tewas akan terus meningkat.
Dalam upaya menghentikan kemajuan M23, militer RD Kongo telah mendirikan garis pertahanan di jalan antara Goma dan Bukavu, menurut kantor berita AFP.
Ratusan relawan sipil telah direkrut untuk mempertahankan Bukavu. Seorang pemuda mengatakan kepada AFP: "Saya siap mati untuk negara saya."
Jean-Jacques Purusi Sadiki, gubernur Kivu Selatan - provinsi tempat M23 bergerak - mengatakan kepada media Reuters bahwa tentara pemerintah dan sekutunya menahan para pemberontak, meski klaim itu belum diverifikasi secara independen.
Awal pekan ini, M23 berjanji melanjutkan serangannya hingga mencapai ibu kota Kinshasa, sekitar 2.600 km di sebelah barat.
Baca juga: Pemberontak Tembak Mati Anggota Doctors Without Borders di Kongo